Punya Hak Sama, 2045 Robot Bisa Menikah hingga Ikut Pemilu

  • Bagikan
“Para pembuat hukum dan perusahaan (robot) dalam waktu dekat akan mencoba melegalkan soal kematangan emosi robot, sehingga orang-orang akan merasa aman," katanya. Menurut dia, kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pada robot tidak akan tinggal diam. Sebab, tuntutan masyarakat terhadap mesin untuk lebih cerdas akan semakin keras dan hal itu akan mendorong kompleksitas AI ke depannya. "Dari situ akan muncul titik kritis di mana robot akan menuntut hak mereka untuk hidup, untuk hidup bebas," terangnya. Menyoal robot humanoid, AI, dan Android sendiri bukan perkara baru bagi Hanson. Dia sebelumnya pernah menciptakan robot humanoid yang bahkan telah diberikan kewarganegaraan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Robot yang telah memiliki kewarganegaraan bikinannya itu bernama Sophia. Sophia sebelumnya juga sempat menebar ancaman. Pada waktu demonstrasinya di depan hadirin, Hanson bertanya soal masa depan manusia kepada Sophia. Kemudian Sophia menjawab bahwa dirinya akan menghancurkan manusia. “Apakah kamu ingin menghancurkan manusia? Tolong katakan tidak, tanya dokter Hanson. Baik, aku akan menghancurkan manusia,” jawab robot humanoid bernama Sophia tersebut. (ryn/JPC/fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan