Otak Pembakar Rumah di Jalan Tinumbu Tewas dengan Kaki dan Tangan Terantai

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Isak tangis dari keluarga Rangga alias Akbar Daeng Ampu memenuhi koridor Lapas Klas 1A Makassar, Jalan Sultan Alauddin, Senin (22/10/18). Para keluarga saling berpelukan dan menyesalkan kepergian Ampu. Diketahui, dalang pembunuhan satu keluarga berjumlah enam orang di Jalan Tinumbu Lorong 166B, Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, Senin, 6 Agustus lalu, Ampuh meninggal di dalam Ruang Isolasi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1 Makassar, Senin (22/10/2018). Menurut Sangkir Dg. Katti (50), ayah dari Ampuh yang masih belum merelakan kepergian anak pertamanya itu. Ia mengatakan, Ampuh di rantai tangan dan kakinya lalu menggunakan rantai tersebut untuk membunuh dirinya. "Menurut kabar dia di rantai di dalam sel, tangan dan kakinya di rantai, di duga dia bunuh diri pakai rantai tersebut,"ujarnya dengan air mata yang membasahi pipinya. Semenjak kejadian pembakaran di Tinumbu yang membuktikan bahwa Ampuh adalah dalang dari peristiwa tersebut, ia di pindahkan di ruang Isolasi Lapas Klas IA Makassar dan tidak bisa di jenguk. "Semenjak kejadian Tinumbu itu saya sudah tidak pernah ketemu anak saya, sudah sebulan terkahir ini,"tutur Sangkir. Menurut pengakuan Sangkir ia mendapat kabar dari tetangganya yang habis menjenguk di Lapas bahwa Ampuh meninggal."Saya dapat kabar dari tetangga yang anaknya juga di tahan di Lapas, dia menyuruh saya untuk segera ke Lapas karena Ampuh meninggal," akunya. Sementara Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas 1A Makassar, Budi Sarwono mengatakan bahwa Ampu memang di borgol. Ampu dikabarkan telah meninggal ketika petugas Lapas membangunkan Ampuh saat hendak sarapan pagi.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan