Romi Sudah 2 Pekan di RS, KPK Belum Beber Penyakitnya

FAJAR.CO.ID, JAKARTA--KPK mengevaluasi pembantaran eks Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy alias Romi.
Bila tidak perlu dilakukan rawat inap, KPK akan membawa Romi ke Rutan KPK untuk menjalani masa tahanan sebagai tersangka.
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah mengatakan, sampai Senin (22/4), Romi sudah 20 hari dibantarkan di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati. KPK belum mau membeber secara detail penyakit yang diderita Romi hingga harus dibantarkan lebih dua minggu tersebut. ”Pembantaran tentu saja sepenuhnya bergantung pada hasil analisis dan diagnose dari dokter,” ujarnya, kemarin (22/4).
Baca Juga: Praperadilan KPK, Pembantaran Romi Dinilai Misterius
Menurut Febri, pembantaran Romi tidak mengurangi masa penahanannya sebagai tersangka. Namun demikian, pihaknya akan melakukan analisis mengenai sejauh mana perkembangan perawatan Romi, sehingga mengharuskan anggota DPR Komisi XI itu tetap menjalani rawat inap di RS Polri. ”Kalau sudah tidak dibutuhkan rawat inap, maka akan dicabut pembantarannya,” tegasnya.
Kenapa KPK tidak mencari second opinion sebagai pembanding analisis dokter RS Polri? Febri mengatakan, sejauh ini analisis pihak RS Polri masih dianggap relevan sebagai alasan pembantaran.
"Sejauh ini memang ada kondisi-kondisi yang membuat yang bersangkutan (Romi) harus dirawat inap,” tutur mantan peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) itu.
Di sisi lain, terkait gugatan praperadilan Romi, KPK meminta hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan untuk menunda persidangan. Sebab, KPK masih memerlukan waktu menyiapkan argumentasi menghadapi gugatan tersebut. ”Hakim juga sudah menentukan jadwal sidang berikutnya. Jadi kami akan proses dan nanti kami hadapi secara maksimal,” imbuhnya.