Gun Gun Sebut Menteri Muda Tak Boleh Sekadar Simbol Kalangan Profesional Sulit Dapat Tempat di Kabinet Jokowi Ancelotti Tunggu Gelandang Madrid di NapoliSementara itu, Abdullah Mas’ud dari NU CARE mencoba melihat dari perspektif yang berbeda. Menurutnya, radikalisme bisa ditimbulkan berbagai macam faktor. Untuk itu, dia menawarkan dua solusi yakni penguatan dakwah damai di masyarakat dan penguatan ekonomi. “Cara-cara dakwah damai di masyarakat harus diperbanyak. Jangan sampai menggunakan cara-cara dakwah yang menimbulkan ketakutan dan kekerasan. Pendekatan sopan santun dan lembut harus dikedepankan. Kemudian, penting rasanya gerakan pemberdayaan ekonomi umat. InsyaAllah kalau faktor ekonomi ini sudah teratasi tidak akan ada lagi gerakan radikal maupun paham radikal,” paparnya.
Kemenag: Radikalisme Nyata di Hadapan Kita

Tentu hal ini cukup beralasan. Data hasil riset MataAir Foundation yang dipaparkan Muhammad Adul Idris menunjukkan, paham radikalisme tidak saja menyentuh kalangan masyarakat umum, tetapi juga kalangan terdidik. Yang menjadi catatan, menurut Adul Idris, selama ini sudah banyak orang yang berbicara soal radikalisme tetapi jarang sekali yang berbicara tentang solusi.
Idris berharap fakta yang ditampilkan hasil riset tentang masifnya gerakan radikal harus benar-benar dicari solusinya.
“Selama ini sudah sangat cukup dan melimpah tentang riset radikalisme yang meresahkan sekaligus mengancam tatanan kehidupan bernegara di Indonesia. Saya kira harus selangkah lebih maju, yakni tidak sekadar memaparkan hasil keresahan atas radikalisme namun segera menemukan formula solusinya. Biar keresahan atas hasil riset segera mungkin terjawab solusinya,” katanya.