Bacawali PKS Reni Astuti juga berharap pada aturan itu. Dia mengaku siap jika harus mundur dari posisi nyamannya sebagai wakil ketua DPRD Surabaya. ”Cuma, kami pasti berhitung. Tergantung survei internal kami,” jelas Reni kemarin.
PKS baru saja mengumumkan 5 bacawalinya. Tiga di antaranya adalah anggota DPR dan DPRD aktif. Selain Reni, ada nama Akhmad Suyanto (DPRD Surabaya) dan Sigit Sosiantomo (DPR) yang terpilih. Setelah pengumuman itu, partai langsung menyewa lembaga survei independen untuk menentukan apakah mereka diinginkan warga Surabaya.
Jika hasil survei menyatakan elektabilitas kader PKS tinggi, rekomendasi bakal turun. Sebaliknya, jika elektabilitas tidak tinggi, kader tidak akan maju. ”Harus tahu diri kalau memang kecil. Tapi kalau ternyata warga menginginkan kami maju, bismillah kami ikut bertarung,” ujar Reni.
Lima kader PKS yang ditunjuk partai mendapat tugas untuk turun ke lapangan. Mereka juga dianjurkan memasang baliho untuk mengerek popularitas dan elektabilitas.
PKS memang berambisi memiliki kepala daerah di Jatim. Terutama Surabaya. Mereka memiliki satu fraksi dengan lima kursi di DPRD Surabaya. Selain itu, PKS punya wakil di unsur pimpinan dewan.
Reni juga merasa peran PKS bisa lebih besar jika memiliki wakil di eksekutif. Meski ada lima anggota di parlemen, tetap saja kewenangan legislatif sangat terbatas. ”Jika kami ada di eksekutif, peran ke masyarakat bisa lebih besar,” jelasnya. (jpc)