Nabil Haroen Buka-bukaan soal Bahan Jamu Impor dari Tiongkok

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, JAKARTA-- Deputi Logistik Satgas Lawan Covid-19 DPR, Nabil Haroen buka-bukan mengenai obat herbal yang sebagian bahanya diimpor dari Tiongkok dan diberikan untuk para pasien yang terpapar virus corona.

‎Menurut Nabil, saat ini Satgas Lawan Covid-19 DPR terus bekerja untuk memberikan pelayanan dan bantuan kepada rumah sakit, tenaga medis dan pihak-pihak yang terdampak virus corona.

“Kami berkolaborasi dengan sebanyak mungkin pihak untuk memberikan yang terbaik bagi negeri ini, di tengah krisis akibat virus corona,” ujar Nabil kepada wartawan, Rabu (29/4).

Anggota Komisi IX DPR ini mengatakan, tekait bahan-bahan obat herbal herbal yang menuai polemik itu, Nabil mengakui bhawa ada sebagian bahan jamu yang sengaja impor dari Tiongkok. Ada 11 bahan yang digunakan untuk produksi, delapan dari lokal, tiga bahan impor karena memang tidak ada di Indonesia.

“Dari bahan-bahan itu, kemudian diracik oleh partner dengan memenuhi standar kesehatan internasional,” katanya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan, Satgas Lawan Covid-19 juga terus bekerja sama dengan beberapa perajin jamu tradisional atau herbal untuk uji coba pembuatan produk.

Tapi, memang tidak semua produsen dilibatkan, karena kendala teknis dan belum semua produsen siap. Nah, ada sebagian produsen yang miskomunikasi terkait hal ini.

“Itupun, mereka sudah konfirmasi ke tim Satgas Lawan Covid-19 DPR, dan masalah sudah selesai. Ke depan, sebanyak mungkin pengusaha atau perajin jamu tradisional akan dilibatkan. Jadi, program Satgas Lawan Covid-19 DPR RI, terus bekerja,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Nabil mendorong pemerintah untuk mendukung riset obat herbal. Termasuk mendukung produksi jamu tradisional atau herbal.

“Saya berharap para produsen jamu/obat tradisional kita akan berjaya, bisa memenuhi pasar domestik dan memasok ke pasar internasional,” pungkasnya.

‎Diketahui, Ketua Umum Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Indonesa Dwi Ranny Pertiwi mengeluhkan dengan Satgas Covid-19 DPR yang mengimpor jamu tradisional asal Tiongkok untuk bisa digunakan di dalam negeri.

“Saya melihat ada Satgas Covid-19 DPR ini impor jamu dari Tiongkok secara besar. Saya orang Indonesia Ketua Umum GP Jamu saya keberatan,” ujar Dwi.

Dwi mengeluhkan karena jamu yang diimpor oleh Satgas Covid-19 DPR ini dari Tiongkok ini bahan bakunya semua ada di Indonesia. Sehingga, Gabungan Pengusaha Jamu seperti tidak dianggap oleh Satgas Covid-19 DPR ini.

“Yang saya tahu jamu impor yang diberikan Satgas DPR ini kami juga bisa membuatnya. Jadi kami keberatan ternyata kami dari jamu Indonesia tidak dianggap Satgas DPR ini,” katanya.

Dwi mengatakan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga tidak diajak berbicara oleh Satgas Covid-19 DPR dalam mengimpor jamu asal tiongkok tersebut. Sehingga hal itu membuat para pengusaha jamu bertanya-tanya.

Tak hanya itu, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia Ingrid Tania‎ mengatakan, banyak dokter yang bertanya kepadanya mengenai obat yang didatangkan oleh Satgas Covid-19 DPR.

Hal itu karena para dokter yang bertugas khawatir dan takut menggunakan obat yang diberikan oleh Satgas Covid-19 ini.

“Kalau diberikan ke pasien mereka takut pertanggungjawaban kalau sampai terjadi sesuatu,” ujar Ingrid dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Senin (27/4).

Ingrid menegaskan, dalam obat herbal yang didatangkan dari Tiongkok tersebut tidak tertera komposisinya. Karena yang tertera hanya cara pemakaiannya bagi pasien.

“Sehingga dokter pada binggung tanya ke saya ini apa isinya. Saya bilang saya tidak tahu,” katanya. (jpc/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan