"Premium yang berwarna kuning sudah tak ada lagi stoknya sejak 20 Maret. Kini sisa pertalite dengan harga sesuai harga premium," ujar Dahlan.
Tak jauh berbeda yang diungkapkan Nasar. Petugas SPBU di Jl Pengayoman ini mengatakan, sejak 20 Maret, tak ada lagi stok premium yang masuk di tempat bekerja.
Pengaturan Distribusi
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) VII Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Sulawesi, M Hasbidin HS mengatakan, penyaluran premium saat ini lagi diatur. Tidak lagi setiap hari.
"Jadi bukan Pertamina lagi yang atur pembagian ke SPBU tetapi BPH Migas," katanya.
Terutama penyaluran BBM bersubsidi. Hasbidin melanjutkan, pengaturan ini untuk menyesuaikan konsumsi dengan kuota tahunan. Diharapkan tidak ada lagi kelangkaan yang selalu menjadi agenda rutin setiap pengujung tahun.
"Sebenarnya tidak langka juga. Ada SPBU yang kosong, tetapi ada juga yang terisi. Tidak setiap hari masuk. Cuma kalau ketahuan SPBU di sana ada (premium), maka SPBU di sana lagi yang diserbu. Kalau begitu, cepat habis lagi," terangnya.
Kendati demikian, dalam waktu dekat ini, Hasbidin menuturkan, suplai premium akan dinormalkan lagi. Seiring sudah mulai dekat momen Ramadan.
"Biasanya stok naik di bulan Ramadan. Pemakaian juga kan naik," bebernya.
Pertamina Klaim Normal
Suplai BBM jenis premium diklaim oleh Pertamina tetap normal dan lancar. Bahkan ada yang stoknya berlebih dari konsumsi.
"Tidak ada pembatasan solar atau premium selama ini di tiga kabupaten tersebut. Jadi penyaluran masih normal," kata Senior Supervisor Communication dan Relations Pertamina MOR VII, Taufiq Kurniawan, Senin, 29 Maret.