FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Niat untuk beribadah bagi umat Katolik di Gereja Katedral, Makassar tetap dibuka. Hal itu dipertegas meski tempat ibadah itu sempat terjadi bom bunuh diri oleh kelompok Jemaah Asharut Daurah (JAD), yang berafiliasi dengan ISIS.
Tak ada satu pun proses ibadah yang ditiadakan, meski peristiwa mengerikan itu baru saja terjadi dua hari yang lalu. Apalagi sejumlah aparat kepolisian Brimob Polda Sulsel tengah berjaga di dalam gereja tersebut.
"Sesuai hasil rapat dengan pastor dan keuskupan, kita sepakat bahwa jadwal yang telah kita buat pekan suci itu tetap dijalankan seperti yang dijadwalkan. Jadi tidak ada satupun jadwal ibadah yang dihilangkan," kata Ketua Panitia Paskah 2021, Brilian Armando Laongan, Selasa (30/3/2021).
Pihaknya berpatokan dengan kebijakan pemerintah melalui kementerian agama. Kejadian mengerikan itu tak harus membuat umat Katolik menjadi takut untuk beribadah.
Apalagi, gereja yang terletak di Jalan Kajaolalido itu sudah dijaga aparat Brimob. Lengkap dengan senjata laras panjang yang mereka siapkan untuk melawan serangan teroris. Penjagaan di pintu masuk juga diperketat.
"Jadwal tetap seperti biasa. Terkai hal teknis seperti pintu masuk dan keluar, masih kita bicarakan. Tapi kita meminimalisir resiko yang terjadi," jelasnya.
"Pekan suci dimulai pada hari Kamis putih dua kali misa, Jumat ada dua kali misa, sabtu suci dua kali misa, dan minggu paskah lima kali misa," sambung lelaki berkulit putih ini, di Gereja Katedral.
Selain itu pula, pihaknya juga melakukan penerapan protokol kesehatan bagi para jemaat yang datang. Pemakaian masker, cuci tangan dan jaga jarak wajib dilakukan selama beribadah di gereja yang berada di jantung Kota Makassar tersebut.
"Kita tetap adakan misa tatap muka. Melalui live streaming juga ada. Umat juga tetap boleh datang. Kapasitas tetap kami perhatikan prokes 50 persen dari tempat ibadah. Biasaya 2500 sampai 3000, sekarang kita batasi 500 dan orang saja," tutup Brilian. (Ishak/fajar)