FAJAR.CO.ID, TAKALAR -- Proyek pembangunan Bendungan Pamukkulu di Kecamatan Polongbangkeng Utara (Polut), Kabupaten Takalar menjadi menjadi berkah bagi warga sekitar. Terutama bagi Herlina.
Tanah bangunannya dibeli senilai Rp1 miliar lebih. Setelah membeli dua unit motor dan satu mobil, kali ini dia punya rencana lain.
Herlina punya rencana untuk berangkat umrah menggunakan uang tersebut. Hal itu dilakukan agar uang tersebut juga punya nilai berkah dan bernilai ibadah.
"Rencana memang saya mau umroh. Sudah ada niat. Niat sudah ada sejak dulu," katanya, Rabu (19/5/2021).
Namun sayangnya, niat untuk umrah harus ditunda, lantaran izin berangkat ke sana belum ada. Hal ini merupakan dampak pandemi Covid-19 di seluruh dunia.
"Sudah ada niat (berangkat umrah). Tapi belum terbuka dari pemerintah," jelasnya.
Uang Rp1 miliar lebih miliknya itu telah disimpan ke tempat yang lebih aman. Selain sebagian uang miliknya akan dipakai umrah, juga nantinya akan dipakai membuka lapangan kerja.
Terkait jenis usaha yang ia akan buka, warga Dusun Ko'mara, Desa Kale Ko'mara, Kecamatan Polut ini enggan menjelaskan lebih jauh. Yang jelas, rencana itu juga untuk kepentingan masa depan keluarganya.
"Rencana saya pakai uang ini untuk bisnis. Kami juga sudah beli tempat (hunian baru) Dusun Butta Didia. Hanya pindah dusun," terangnya.
Diketahui, proyek pembangunan Bendungan Pamukkulu menjadi berkah bagi warga di sana. Ada ratusan warga yang menjadi orang kaya setelah pihak bendungan membeli tanah dan bangunan meraka, untuk pembebasan lahan.
Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Takalar, Muh Muin, mengatakan, ada 10 orang yang menerima ganti untung dari hasil pembelian tanahnya tersebut hingga miliaran rupiah. Ada juga yang menerima Rp400 juta hingga Rp900 juta rupiah.
"Yang miliaran sekitar 10 orang. Paling tinggi terima Rp5 miliar. Pembayaran langsung ke rekening BRI sekitar April 2021 (sebelum ramadan). Jadi jelang butuh-butuhnya orang untuk dipakai lebaran," kata Muin kepada wartawan.
Total ada 476 bidang tanah yang nantinya akan dijadikan Bendungan Pamukkulu. Jumlah tersebut telah diajukan.
"Kita ajukan bentuk ganti rugi. Ada 476 bidang tujuh. Yang disetujui LMAN 460 bidang. Nilainya Rp107 miliar. Tahun ini target rampung 100 persen," terangnya.
Dia mengakui, dalam pembebasan lahan itu masih ada kendala. Salah satunya tanah yang akan dibebaskan justru berstatus sengketa antara pemilik tanah dengan keluarganya. Namun pihaknya enggan ikut campur. Ia hanya tinggal menunggu jadi di pengadilan.
"Secara teknis. Sudah tidak ada kendala. Sekarang ada berperkara. Makanya kita serahkan kepada lembaga peradilan," tandasnya. (ishak/fajar)