FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menerima audiensi Aliansi Masyarakat Garut Anti Radikalisme dan Intoleransi (ALGAMARI) yang meminta penanganan penanggulangan potensi terorisme dan intoleransi lebih ditingkatkan lagi. Mengingat sebagaimana disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Garut merupakan daerah dengan potensi radikalisme yang tinggi serta memiliki sejarah sebagai basis dan embrio Negara Islam Indonesia (NII).
"MPR RI akan lebih memasifkan vaksinasi ideologi menggunakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI ke berbagai kalangan lapisan masyarakat di Kabupaten Garut maupun di berbagai daerah lainnya. Kita juga akan bergandengan tangan dengan pemerintah daerah, BNPT, para tokoh agama serta tokoh masyarakat untuk melakukan berbagai upaya agar jangan sampai karena ulah sedikit pihak yang masih menginginkan lahirnya NII, justru membuat wajah Kabupaten Garut yang sebenarnya sejuk dan damai menjadi ternodai," ujar Bamsoet usai menerima ALGAMARI, di Jakarta, Rabu (9/3/22).
Bamsoet menjelaskan, tantangan menghadapi faham radikalisme di Indonesia bukanlah persoalan gampang. Tekanan dan beban kehidupan yang dirasakan semakin sulit dan berat, terutama di saat pandemi saat ini, berpotensi mendorong tumbuh suburnya radikalisme sebagai solusi instan dan pelarian dari berbagai himpitan persoalan.
"Di samping itu, fakta sosiologis bahwa kita ditakdirkan menjadi sebuah bangsa dengan tingkat heterogenitas yang tinggi, menjadikan kita berada dalam posisi rentan dari ancaman potensi konflik. Secara geografis, kita adalah negara kepulauan yang terpisah oleh lautan. Secara sosio-kultural, bangsa kita terdiri dari beragam suku, budaya, adat istiadat, agama dan kepercayaan. Ditambah lagi dengan potensi kekayaan sumber daya alam kita yang berlimpah, dan posisi geografis kita yang strategis dalam lalu lintas kemaritiman, telah menempatkan kita sebagai magnet bagi berbagai
kepentingan global," jelas Bamsoet. (riki/fajar)