FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Publik khususnya suporter sepakbola meminta pertanggungjawaban PSSI atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober lalu. Peristiwa kelabu tersebut memakan ratusan korban baik yang meninggal dunia hingga mengalami luka-luka.
Jumlah korban yang meninggal dunia di Kanjuruhan merupakan urutan kedua terbanyak dalam sejarah sepak bola di dunia. Hingga saat ini belum ada satupun pengurus dan pimpinan di PSSI maupun PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang mundur sebagai bentuk tanggung jawab moral atas musibah yang terjadi.
Hingga akhirnya Pegiat Antikorupsi, Emerson Yuntho memprakarsai petisi mendesak Mochamad Iriawan, Ketua Umum PSSI beserta semua pengurus di PSSI serta Akhmad Hadian Lukita, Direktur PT LIB untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
"Duka Kanjuruhan adalah Duka Kita Semua, Seluruh Warga Indonesia dan Seluruh Warga Dunia. Tidak ada satupun warga atau “hadirin” yang berbahagia atas peristiwa kelabu ini," tulis mantan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) tersebut dalam petisi online di website Change.org, dilansir pada Kamis (6/10/2022).
PSSI dan PT LIB dinilai bertanggung jawab atas musibah ini karena mengabaikan rekomendasi dari pihak Kepolisian agar laga Arema FC vs Persebaya Surabaya tidak digelar malam hari. Federasi dan PT LIB tetap melanjutkan pertandingan pada malam hari.
"Muncul kesan mereka lebih mengutamakan bisnis daripada kepentingan keselamatan suporter Indonesia," katanya.
Ia meminta semua Suporter Sepak Bola Indonesia dan masyarakat pecinta sepak bola Indonesia untuk mendukung dan memperkuat petisi ini.
Hingga berita ini dibuat, telah lebih dari 6.700 orang membubuhkan tandatangan dukungannya meminta bos PSSI dan PT LIB mengundurkan diri.
Sementara di media sosial, warganet juga ramai-ramai menyuarakan tanda pagar atau tagar #IwanBuleOut
Hingga Kamis siang, total lebih dari 5.286 cuitan berupa sindiran disertai dengan tagar #IwanBuleOut disuarakan netizen di Twitter.
"Gak punya malu, gak tanggungjawab, gak mundur. MENJIJIKAN!!!"
"Kalo juara ikut angkat piala,kl ada tragedi jgn angkat kaki#IwanBuleOUT"
Tak sampai disitu, yang lebih menggema lagi adalah tagar Usut tuntas tragedi Kanjuruhan kian tak terbendung. Lebih dari 22 ribu cuitan membanjiri Twitter.
Menanggapi derasnya desakan publik meminta dirinya mundur, Iriawan justru menuding publik tidak memahami regulasi sepakbola khususnya Indonesia.
"Tolong baca di aturan itu. Bagaimana mau mengaitkan dengan saya, kan setiap pertandingan di suatu tempat Panpel (panitia pelaksana pertandingan) yang harus bertanggung jawab," kata Iriawan di Malang, Selasa, 4 Oktober kemarin. (dra/fajar)