"Dalam menjawab itu, kita undang juga ahlinya, yaitu Sosiolog dari Muhammadiyah Malang Pak Dr. Wahyudi. Beliau selain pakar di bidang sosiologi, juga bisa disebut Aremania karena orang Malang yang paham betul soal masalah suporter," tambahnya
Para akademisi tersebut, lanjut Amsori, sudah berkomitmen untuk mewakafkan keahliannya mendorong revolusi sepak bola Indonesia. Sebab, soal sepak bola pasca tragedi Kanjuruhan bukan lagi soal olahraga, industri dan hiburan, tetapi juga soal kemanusiaan.
"Itulah yang menyatukan kami para akademisi yang tergabung dalam FAPSI. Ke depan, kita akan terus kawal upaya tranformasi sepak bola Indonesia karena publik saat ini meminta para akademisi untuk bersuara," terangnya
Lanjut Amsori, ke depan FAPSI akan melakukan gerakan-gerakan serupa di beberapa kota demi kemajuan sepak bola Indonesia dan khususnya perbaikan terhadap PSSI selaku organisasi induk sepak bola Indonesia.
“FAPSI ke depan setelah ini, kita insya Allah tanggal 23 Januari kita sudah ditunggu oleh ahli dalam olahraga, ada profesor Dimyati ahli psikologi dari universitas Yogyakarta, ada profesor Winarno dari universitas negeri Malang, ada ahli dari UMJ doktor Taufik dan yang lain-lain. Mereka akan membahas tentang talenta bakat pemain sepak bola kita,” ujarnya.
Lelaki yang akrab disapa Kang Abin ini meyakini betul jika PSSI dikelola dengan baik tanpa ada kepentingan politik segelintir orang, maka Indonesia ke depan bisa melahirkan pemain-pemain sepak bola sekelas Lionel Messi, seperti dilakukan oleh Argentina.