Langkah Reformasi Polri Mesti Linear Sampai ke Daerah

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Banyak kasus dan tragedi dalam beberapa bulan terakhir terus menimpa institusi Polri. Kapolri dan segenap elemen telah melakukan ikhtiar secara maksimal mengembalikan citra dan muruah polisi.

Anggota DPR RI periode 2014-2019 Mukhtar Tompo (MT) menyampaikan semua yang terjadi ini jadi fakta publik dan mesti dijadikan momentum bagi segenap insan Polri untuk membenahi aspek reformasi kulturalnya. Terutama pembangunan moral, disiplin, dan perilaku anggota Polri sampai ke daerah, untuk kembali meningkatkan citra positif dimata publik.

"Kita mesti kawal secara bersama agar harapan itu terwujud. Langkah Kapolri harus linear sampai kebawah. Jika ada anggota Polri yang tidak senafas dengan langkah besar ini harus disingkirkan, daripada nila setitik merusak susu sebelanga," kata Mukhtar. Untuk itu, Polri perlu segera mewujudkan polisi dan juga masyarakat yang baik dan disiplin.

Ia berharap perwujudan ideal ini dimulai dari polisi sebagai penertib atau penegak aturannya, agar menjadi contoh keteladanan bagi masyarakat. Dalam ilmu sosiologi, perilaku polisi merupakan cerminan perilaku masyarakatnya karena perilaku polisi sangat dominan dipengaruhi oleh perilaku dari masyarakat itu sendiri.

"Dalam masyarakat yang disiplin dan berperilaku baik, polisinya akan lebih baik lagi. Namun, dalam masyarakat yang berperilaku menyimpang/ melanggar hukum maka bisa membuat polisinya menjadi kurang baik," beber sarjana Psikologi ini. Ia mencontohkan bila kultur masyarakat suka suap-menyuap dan polisinya tidak punya integritas, tidak disiplin, serta tidak punya iman yang kuat maka berpotensi terjadinya polisi yang korup atau polisi yang tidak baik.

Dengan fungsi dan tugas wewenang Polri tersebut, hampir semua sendi dan sisi kehidupan masyarakat bersentuhan dengan Polri, sehingga memang suatu keniscayaan kewenangan Polri menjadi luas (sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari), bahkan dapat dikatakan kewenangan Polri itu paripurna dan nyaris powerfull. "Masalahnya sekarang adalah bagaimana kewenangan Polri yang powerfull itu tidak disalahgunakan oleh oknum anggota polisi yang bermental buruk," bebernya.

Mukhtar yang juga menyelesaikan Magisternya di dua kampus, Unismuh dan UNAS Jakarta ini sekali lagi menyampaikan dalam kultur masyarakat yang paternalistik seperti saat ini, maka yang pertama-tama dan yang paling utama berbenah tak lain adalah segenap anggota Polri itu sendiri sampai ke daerah, untuk menjadi polisi yang baik dan disiplin. (nas)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan