Sejarah Perkembangan Awal Kerajaan Gowa

  • Bagikan
ILUSTRASI. Sultan Hasanuddin dan Meriam Anak Makassar

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Sejarah perkembangan awal Kerajaan Gowa memiliki catatan yang terbatas dalam sumber sejarah.

Leonard Y Andayana dalam Buku Warisan Arung Palakka menyampaikan bahwa perkembangan Gowa mirip dengan Bone.

Awalnya, terdapat sembilan komunitas yang dikenal sebagai Bate Salapang (Sembilan Bendera). Komunitas ini, yaitu Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero, dan Kalli, kemudian menjadi pusat Kerajaan Gowa.

Berbagai cara, baik damai maupun paksaan, digunakan untuk menggabungkan komunitas lain sehingga terbentuklah Kerajaan Gowa.

Meskipun Kronik Gowa dimulai dengan Tumanurung sebagai pendiri istana Gowa, tradisi Makassar menyebutkan bahwa sebelum Tumanurung datang, ada empat tokoh yang mendahuluinya. Dua di antaranya adalah Batara Guru dan saudaranya (Abdurrazak 1969b:1).

Bahkan di kalangan orang Makassar keterkenalan I La Galigo dan keistimewaan yang melekat pada masa legendaris sejarah Luwu ini cukup besar hingga dapat digunakan untuk menghubungkan Luwu dengan kerajaan Gowa.

Setelah menghilang, sembilan komunitas inti ini memilih seorang pemimpin yang disebut Paccalla untuk mengatur hubungan antar komunitas.

Menurut tradisi Gowa, Tumanurung, seorang perempuan, turun ke bumi setelah masa kekacauan untuk memulihkan ketertiban negeri ini (Abdurrazak 1969b:12).

Bersama suaminya, Karaeng Bayo, mereka memimpin Gowa.

Tallo semakin dekat dengan Gowa, dan keduanya disebut memiliki "dua penguasa satu rakyat (rua karaeng na sere ri ata)" (Abdurrazak 1969b:2-9; Abdurrahim 1974:11).

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan