Kesehatan Jiwa di Era Modern

  • Bagikan
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Fisip UI) Prof Dr Semiarto Aji Purwanto (belakang, dua dari kiri) dalam konferensi ilmiah tahunan kesehatan jiwa Indonesia bertema "Saatnya Bicara Kesehatan Jiwa" di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (9/7/2024). (ANTARA/HO-Dekan Fisip UI)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Fisip UI), Prof Dr Semiarto Aji Purwanto, menggarisbawahi pentingnya pendekatan holistik dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa.

Menurutnya, kesehatan jiwa tidak hanya berkaitan dengan aspek medis, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh interaksi sosial sehari-hari dalam masyarakat.

Pada konferensi ilmiah tahunan bertema "Saatnya Bicara Kesehatan Jiwa", yang diselenggarakan bekerja sama dengan Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa di Kampus UI, Semiarto dikutip dari ANTARA menyoroti dinamika sosial budaya modern seperti kemajuan teknologi dan ekonomi yang mempengaruhi pola hidup dan nilai-nilai sosial.

Perubahan ini sering kali menyebabkan kesulitan individu dalam beradaptasi.

Dalam konteks kultural di Indonesia, gangguan kejiwaan sering kali ditanggapi dengan berbagai cara, termasuk dianggap memiliki kemampuan spiritual khusus atau dihubungkan dengan praktik-praktik seperti meminta nomor lotre dan judi. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan dalam pemahaman dan penanganan terhadap gangguan kejiwaan.

Dr Annisah, Dosen dan Ketua Bimbingan Konseling (BK) Mahasiswa Fisip UI, juga mengungkapkan hasil survei mengenai kesehatan mental di kalangan mahasiswa FISIP UI.

Hasilnya menunjukkan tingginya prevalensi depresi, kecemasan, stres berat, dan keinginan bunuh diri di antara mahasiswa, yang menunjukkan perlunya perhatian serius terhadap kesehatan jiwa di lingkungan akademik. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan