Benda kuno yang pertama ditemukan Muhlis adalah tempat makan milik tentara sekutu. Antara lain, botol air minum, mangkuk, dan piring yang salah satunya bertulisan Shenango China, New Castle. Pabrik piring itu berada di Pennsylvania, AS, yang didirikan pada 1901 dan bangkrut pada 1991.
Di dalam rumah Eso terdapat mural yang menghiasi dinding, menggambarkan tentara mengangkat bendera AS di sebuah tiang, mural lainnya menunjukkan pesawat dengan bendera Jepang.
Eso sendiri yang mencari barang-barang peninggalan perang dan mengumpulkannya jadi satu.
Ada juga beberapa senjata seperti senjata mesin laras panjang jenis SMB 12.7, rudal, bazoka, berikut amunisinya.
Sementara itu, benda-benda yang berkondisi masih bagus direlakan untuk disimpan di Museum PD II yang dibangun untuk menyambut Sail Morotai 2012. Pengelolaan museum milik Pemda Morotai itu selama ini juga diserahkan kepada Muhlis.
Menurut Eso, tidak mudah merawat benda-benda bersejarah tersebut. Dirinya mesti menyediakan 10 liter solar setiap minggu untuk membersihkan koleksi museum pribadinya. Harga seliter solar di Morotai sekitar Rp 8 ribu. "Minimal saya harus keluar Rp 80 ribu seminggu. Belum yang lain-lain," ujar Eso.
Upaya Muhlis mempertahankan cuilan sejarah PD II di tanah kelahirannya bukan tanpa godaan. Terutama dari orang-orang yang menginginkan benda-benda bersejarah itu. Mereka berupaya memengaruhi Eso agar mau melepas koleksinya tersebut.
"Saya berusaha menyadarkan mereka semampu saya. Kalau ada yang emosional, saya biarkan dulu. Baru setelah itu mereka saya beri pemahaman," ungkapnya.