Blackmores Digugat, Diduga Beracun dalam Kandungan Vitamin B6 Berlebih

  • Bagikan
Ilustrasi - Suplemen. (ANTARA/Shutterstock/1989studio)

FAJAR.CO.ID -- Perusahaan produsen suplemen asal Australia, Blackmores, menghadapi gugatan karena diduga beracun dalam kandungan vitamin B6 yang berlebih. Blackmores yang juga menjual produknya di Indonesia itu diduga mengakibatkan komplikasi kesehatan akibat kandungan suplemennya.

Melansir News.com.au pada Minggu (20/7/2025), dalam gugatan tersebut, kandungan vitamin B6 dalam suplemen Blackmores diduga berlebihan dan kemungkinan ada pada taraf "beracun".

Gugatan ini diajukan oleh seorang pengguna suplemen. Namun, peristiwa ini berpotensi membuat Blackmores berpotensi menghadapi gugatan class action, yakni gugatan yang diajukan secara kelompok.

Dilansir dari news.com.au, skandal suplemen Blackmores ini berawal dari kisah Dominic Noonan-O’Keeffe. Pada Mei 2023, ia rutin mengonsumsi suplemen Blackmores demi menjaga kebugaran jelang kelahiran anak pertamanya.

Dia sama sekali tidak menaruh curiga pada produk suplemen Blackmores yang dikonsumsinya itu. Tak ada kecurigaan bahwa produk magnesium yang dikonsumsinyha itu mengandung kadar vitamin B6 "beracun".

Noonan-O’Keeffe baru menyadari gejala parah pada tubuhnya setelah rutin mengonsumsi Blackmores. Gejala parah yang dialaminya antara lain: kelelahan kronis, sakit kepala tak tertahankan, kejang otot, jantung berdebar kencang, hingga hilangnya sensasi di beberapa bagian tubuh.

Setelah diperiksa dokter, disebutkan gangguan saraf akibat kelebihan vitamin B6. Meski sudah berhenti total mengonsumsi suplemen itu sejak awal 2024, Noonan-O’Keeffe mengaku nyeri saraf dan gejala lain masih menghantuinya hingga kini.

Petugas medis dan Dominic kemudian menduga bahwa konsumsi vitamin B6 berlebihan itu disebabkan oleh suplemen Blackmores jenis Super Magnesium+ dan Ashwagandha+.

Firma hukum selaku wakil penggugat, Polaris Lawyers, menyatakan bahwa mereka menemukan dugaan produk magnesium yang dikonsumsi klien mereka mengandung 29 kali lipat dosis harian yang direkomendasikan.

Pendiri Polaris Lawyers, Nick Mann, menyatakan bahwa mereka tengah menjajaki kemungkinan gugatan class action untuk kasus ini.

"Apa yang dialami Dominic sungguh tragis, namun ia bukan satu-satunya. Kami mendapat laporan bahwa kadar B6 berlebih dalam suplemen ini mungkin telah menyebabkan cedera permanen pada ratusan warga Australia," tutur Nick.

Juru bicara Blackmores menanggapi isu ini dengan menyatakan bahwa perusahaannya diproduksi sesuai regulasi Therapeutic Goods Administration (TGA).

"Semua produk kami, termasuk yang mengandung vitamin B6, dikembangkan sesuai dengan regulasi ketat TGA, termasuk dosis maksimum harian yang diizinkan," katanya. (*)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan