Oaalaa…Kelompok Gay Di Daerah ini Sudah Ribuan

Menurutnya, selain dianggap perbuatan dosa oleh agama, penyakit moral ini juga bisa berdampak pada penyakit HIV/AIDS. Sehingga, sangat berbahaya bagi manusia. Budaya daerah juga tidak pernah mengajarkan hal-hal seperti itu sehingga perlu dijauhi.
Namun, yang paling penting baginya adalah penguatan pada aspek keluarga, karena keluarga merupakan benteng terakhir dari perlindungan. Caranya, dengan mengampanyekan sebuah gerakan yang mampu melindungi keluarga dari bahaya penyakit moral ini.
Misal, kata dia, membatasi pergerakan anak-anak bermain sosial media karena dianggap bisa memengaruhi. Selain itu, memberlakukan jam belajar mulai pukul 6 sampai 8 malam hingga membatasi jadwal keluar rumah tidak lebih dari jam 10 malam.
“Kalau keluarganya kuat, maka insya Allah yang ada di dalam lingkup rumah tangga itu kuat. Tapi kalau keluarga tidak kuat, ya habis,” tuturnya.
Hal lain adalah koordinasi yang intens dari semua pihak. Mulai dari pemberdayaan perempuan, Dinas Kesehatan, BNN, dan Dinas Pendidikan, kepolisian hingga kepada organisasi agama dan tokoh masyakat. Mereka harus duduk satu meja membicarakan langkah-langkah konkret pencegahan, tidak bisa berjalan masing-masing.
“Bagaimanapun saya menganggap ini termasuk dari kondisi moral dari kota kita. Kita kota transit, pintu gerbang masuk Kaltara ada di sini sehingga hal yang bersifat moral harus diperkuat,” lanjutnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Tarakan Ilham Nor, mengaku sudah mengantisipasi perkembangan penyakit moral ini bagi pelajar.