Pria Ini Habisi Mantan Pacar Secara Sadis di Mobil

  • Bagikan
FILE PICTURE - Facebook picture of Joshua Stimpson who has been charged with the murder of Molly McLaren. See National story NNKNIFE; A young man has admitted stabbing his ex-girlfriend to death in a shopping centre car park on the grounds of diminished responsibility. Joshua Stimpson, 26, pleaded guilty after he allegedly attacked Molly McLaren, 23, as she sat in her car. She suffered multiple slash and stab wounds to her chest, neck and throat after the vicious attack at the Dockside Outlet shopping centre in Chatham, Kent, on June 29. Stimpson appeared at Maidstone Crown Court wearing a grey checked suit and white shirt, and was flanked by a dock officer and four nurses from a psychiatric unit where he is currently being held.
FAJAR.CO.ID -- Joshua Stimpson menghabisi mantan kekasihnya, Molly McLaren, dengan sangat sadis. Ia menikam gadis 23 tahun itu 75 kali dan menggorok lehernya dalam sebuah insiden di mobil. Joshua yang berusia 25 tahun mengikuti Molly ke sebuah gym di Chatham, Kent, Inggris, dan melakukan serangan mengerikan itu saat mereka duduk di kursi depan mobilnya. Benjamin Morton, seorang saksi, mengatakan kepada Maidstone Crown Court bahwa darah begitu banyak sehingga kaki si pembunuh begitu licin saat ia mencoba menghentikannya. Morton mengatakan bahwa dia mendengar sebuah keributan dan melihat serangan tersebut sedang berlangsung. “Saya melangkah mendekat dan bisa melihat itu bukan hanya perkelahian, bahwa wanita itu sepertinya diserang oleh pria itu.” “Dia jelas-jelas menyerangnya dan dia mengangkat tangannya untuk mencoba menghentikannya. Saya memberikan anjing saya kepada seseorang kemudian saya bergerak ke mobil di mana saya bisa melihat bahwa pria itu menyerangnya dengan pisau atau semacam alat pengaman,” sambungnya. Morton menyebut itu sangat sadis. “Sudah ada darah di dalam mobil dan saat saya berada tepat di depan mobil, saya bisa melihat bahwa dia menusuknya ke leher dan kepalanya. Dia berusaha membela diri. Ini bukan sesuatu yang pernah saya lihat dan semoga tidak akan pernah (lagi),” tuturnya. Dia menambahkan, “Pintu tidak ditutup karena kakinya menghalangi saya bergerak dan saya meraih kakinya untuk melihat apakah saya bisa menariknya. Kakinya tertutup darah dan tanganku terlepas. Pada saat itu saya melangkah mundur dan tidak tahu lagi apa yang bisa saya lakukan.” Saat melihat luka Molly McLaren dia menyadari bahwa dia tidak akan bisa bertahan. “Saya melihat ke dalam mobil dan saya bisa melihat bahwa dia memotong lehernya. Dia tampak bertekad memastikan bahwa dia sudah meninggal. Dia memotong tenggorokannya hanya untuk memastikan dia tidak akan pernah kembali. Saya menatapnya dan saya tidak berpikir ada hal lain yang bisa saya lakukan. Dia tidak akan bertahan hidup,” jelasnya. Molly menderita luka-luka defensif pada lengannya saat dia berusaha keras untuk melawan Stimpson. Gadis itu juga menekan klakson dan berteriak minta tolong. Satu dari empat saksi lain menggambarkan bagaimana dia melihat Molly mengangkat kakinya seolah mencoba menendang Stimpson. Kejadian ini terjadi pertengahan tahun lalu. Pasangan tersebut telah putus pada tanggal 17 Juni dan serangan tersebut terjadi 12 hari kemudian. Molly dari Cobham, Surrey, telah memberi tahu teman-temannya tentang perilaku aneh Stimpson di hari-hari sebelum dia terbunuh. Saat itu, Stimpson mulai mengoceh tentang dia menggunakan narkoba di Facebook, memberi tag pada sanak keluarganya sehingga mereka bisa membaca kebohongannya. Dia sempat melapor kepada polisi pada 22 Juni dan menulis surat keluhan ke Facebook. Jaksa mengklaim Stimpson menguntit postingan media sosialnya untuk menunjukkan lokasinya. Stimpson membantah pembunuhan tersebut. Persidangan ini masih akan berlanjut. (Metro/amr/fajar)  
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan