MotoGP 2018, Menanti Kebangkitan Rider Italia

  • Bagikan
Tampil impresifnya Andrea Dovizioso musim lalu seperti menghidupkan kembali daya tempur geng pembalap-pembalap Italia. Dovi adalah tangga menuju sebuah mimpi besar yang semua pembalap Italia ingin mewujudkannya. Menjadi juara dunia di atas motor Italia. Sebuah ambisi besar yang tidak pernah lagi terwujud setelah era Agostini. Apalagi, hanya Ducati yang saat ini punya kapasitas menumbangkan dominasi raksasa-raksasa pabrikan Jepang. Perang Italia kontra Spanyol di MotoGP tak selalu tentang saling serang di atas lintasan. Tapi juga pernah melebar sampai keluar. Itu terjadi pada 2015 lalu ketika konflik segitiga terjadi antara Rossi, Jorge Lorenzo, dan Marquez. Rossi menuduh Marquez membantu mantan rekan satu timnya di Yamaha, Lorenzo menjuarai MotoGP 2015. Puncaknya, di GP Malaysia Rossi dan Marquez yang sedang terlibat perang dingin bersenggolan di Tikungan 14. Akibatnya kakak Alex Marquez tersebut terjatuh. Sebagai konsekuensi, Rossi dijatuhi hukuman start dari posisi buncit di seri terakhir GP Valencia. Akibatnya, peluang Rossi untuk bertarung berebut gelar juara dengan Lorenzo musnah. Konflik kemudian melebar kemana-mana. Sampai “perang” antarpendukung Rossi dan Marquez sempat terjadi. Kedua kubu saling ancam untuk menyerang jika mereka bertandang ke balapan yang digelar di sirkuit Italia atau Spanyol. Dorna, sebagai penyelenggara MotoGP, juga menjadi sasaran kritik karena dinilai terlalu membela pembalap-pembalap Spanyol. Dorna sendiri memang bermarkas di Spanyol. Buntut dari konflik tersebut akhirnya Dorna sampai harus mengubah aturan mengenai penalti kepada pembalap yang dianggap melanggar aturan dalam balapan. Sistem poin penalti dihapus.
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan