Bukan Pencitraan, Gerindra Akui Ketegasan Prabowo dan Milenial Sandi Jadi Poin Utama

  • Bagikan
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Tensi politik jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 kian memanas. Pasalnya, para calon Presiden (Capres) - calon Wakil Presiden (Cawapres) dan para tim pemenang terus melakukan kampanye dan menyampaikan program-program kerja mereka lima tahun ke depan untuk meyakinkan pemilih (masyarakat-red). Untuk meyakinkan pemilih, para Capres-Cawapres hingga tim kampanye memainkan isu-isu yang bisa menarik simpati pemilih, baik itu isu yang positif hingga negative. Atas dasar itu, tak sedikit kampanye sindir menyindir hingga saling serang pribadi calon tak terelakan. Juru bicara Calon Presiden Prabowo Subianto dan calon Wakil Presiden Sandiaga Salahuddin Uno, Heri Budianto menuturkan, masyarakat Indonesia memiliki rasa simpati lebih besar dari pada impati terhadap orang. Artinya, saat seseorang terus diserang dengan isu-isu negative, maka simpati dari masyarakat terus menguat. Pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin lebih identik dengan sosok Jokowi yang terus dicitrakan sebagai sosok yang sederhana, dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dikenal dengan sosok yang tegas dan milenial. Penampilan ini, kata Heri Budianto akan menjadi tolak ukur masyarakat untuk memilih sosok mana yang layak memimpin Indonesia ke depan. “Jokowi muncul dengan kesederhanaan, itulah pencitraan Jokowi selama ini. Sementara Pak Prabowo muncul dengan sosok yang tegas, berapi-api dan tinggal masyarakat menilai, mana pemimpin yang memang layak di Indonesia,” kata Heri Budianto di Ruang Presroom DPR-RI, Jumat (21/12). “Apakah pemimpin yang mencitrakan diri sebagai orang yang sederhana tadi, ataukah memang sosok seseorang yang tegas misalnya,” sambungnya dalam diskusi public kerja sama Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi, konsentrasi politik Mercu Buana dan Koordinatoriat Wartawan Parlemen dengan Tema, “kampanye Gagasan dan Program Capres-Cawapres Pemilu 2019”. Dikatakan Calon Anggota DPR-RI daerah pemilihan Provinsi Bengkulu itu, Badan Pemenang Nasional (BPN) Prabowo-Sandi terus menjual sosok Prabowo Subainto yang tegas dan Sandi yang milenial. Dua sosok ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, itu terbukti dengan tingkat elektabilitas Prabowo-Sandi terus naik. “Nah kami jualnya itu, Pak Prabowo tegas, Sandi melanial, satu paket sudah, itu yang kita jual. Nah faktanya hari ini, elektabilitas kita naik dengan pelan gitu, kita yakin tiga bulan lagi baik dan justeru Pak Jokowi turun berdasarkan survey LSI terakhir,” ucapnya. Akademisi Universitas Mercu Buana itu juga menyoroti system kampanye yang terjadi saat ini. Pasalnya, narasi yang dimainkan dalam kampanye ini sangat jauh dari harapan masyarakat, dimana masyarakat harus dihadapkan dengan keterpurukan ekonomi, penegakan hukum yang tak berimbang, janji penuntasan kasus HAM tak kunjung datang, pendidikan hingga kesehatan yang masih menjadi masalah utama bangsa. “Kalau semua tim konsentrasi pada narasi masing-masing, maka masyarakat akan tercerdaskan. Ke depan kita main pada narasi-narasi yang konstruktif, membangun dan mendidik aja lah. Saya sepakat 17 Januari kita sama-sama masuk pada konstestasi sesungguhnya, dan saya yakin kita akan ketauan mana yang memiliki konsep-konsep yang sebenarnya,” jelas politisi yang akrab di sapa Herbud itu. (RGR/Fajar)
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan