Tesla Berencana Tutup Beberapa Diler di China

Pengamat otomotif independen yang berbasis di Shanghai Wu Shuocheng menganggap bahwa kebijakan tersebut sangat tepat bagi Tesla karena produknya telah mendapatkan pengakuan yang positif dari pelanggannya di China seperti dikutip Global Times.
Berbeda dengan pengamat otomotif independen yang berbasis di Beijing Su Hui yang berpendapat bahwa tidak seharusnya Tesla mengambil langkah sejauh itu.
"Untuk membangun jaringan bisnis daring dan luring memang bagian dari strategi, namun Tesla seharusnya bisa memahami bahwa kendaraan merupakan aset terbesar kedua bagi keluarga di China. Bagi beberapa konsumen, butuh pengalaman nyata sebelum membuat keputusan membeli atau tidak," ujarnya.
"Sangat perlu menjajal kendaraan secara fisik di diler sebelum memutuskan," kata seorang profesional bermarga Li menambahkan.
Meskipun Tesla dianggap dominan di industri kendaraan energi terbarukan (NEV) di China, langkah penutupan tersebut tidak akan diikuti oleh pesaing lokalnya.
Beberapa NEV lokal yang berkembang pesat akan terus memperluas outlet mereka di daratan Tiongkok itu.
Pendiri sekaligus CEO WM Motor Shen Hui menyatakan tidak akan mengikuti langkah Tesla. Sebagai perusahaan rintisan, WM masih akan memperluas jaringan dilernya.
Demikian halnya dengan Xiaopeng Motors yang berencana akan membuka 70 diler baru di 30 kota di China. Langkah serupa juga akan dilakukan oleh Nio yang dijuluki "Teslanya China".
"Berbagai tahap pengembangan sangat menentukan strategi pengembangan yang berbeda pula. Dibandingkan dengan Tesla, keberadaan diler lokal masih sangat lemah," kata Wu menambahkan.