Wajah UIN Alauddin di eranya
Di tengah polemik kepemimpinan yang berpanjangan di UINAM tahun 2014 silam, tiba-tiba nama Prof. Musafir keluar sebagai senyawa di antara rivalitas kedua belah pihak. Ia dipandang dapat menjadi perekat dari semua perbedaan. Ia pun resmi dilantik sebagai orang nomor satu di kampus hijau itu, tepat pada tanggal 09 Juli 2015, amanah yang tak pernah diimajikan sebelumnya. Sebagai Top Leader, yang pertama dilakukannya adalah rekonsiliasi. Ia mengakomodir kedua belah pihak dengan cara memilih secara proporsional orang-orang professional di antara mereka untuk membantunya menjalankan roda organisasi. Kedua, adalah mengganti logo UINAM sebagai simbol lahirnya era baru. Baginya, saatnya bersatu dalam sprit yang sama menyongsong era UINAM yang lebih terang. Dan terbukti, 3 tahun kemudian, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), menetapkan kampus peradaban ini memperoleh nilai A, Exellent. Dalam usaha meningkatkan kualitas kampus, Prof. Muasafir juga mendorong peningkatan sumber daya manusia. Ia menyadari bahwa esensi dari semua usaha peningkatan kualitas terletak pada human resources-nya. Oleh sebab itu, ia pun tidak tanggung-tanggung membuka formasi dosen terbanyak sepanjang sejarah UINAM, 320 orang.63 TAHUN PROF MUSAFIR PABABBARI

Empat tahun masa kepemimpinnya, cukup untuk mengubah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Menjadi Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik. Lebih jauh, mampu membawa fakultas ini dari sepi peminat menjadi surplus peminat. Olehnya sebab itu, seusai menjadi Dekan, Prof. Qadir Gassing yang menjabat sebagai Rektor UINAM (2010-2014), kala itu, meminangnya menjadi wakilnya untuk urusan Administrasi Umum dan Perencenaan Keuangan (WR. 2). Dan sekali lagi, amanah itu diselesaikannya dengan tuntas.