Mereka di Balik Pemakaman IYL (1)

Waktu yang mereka butuhkan untuk mengeruhkan liang seluas dua meter x 0,8 meter itu hanya lima jam. Tanah pekuburan di lokasi ini memang mengeras tanpa dibasuh air hujan. "Kita gali sejak kemarin (Rabu, 31 Juli). Kalau hari ini baru mau digali, bisa lama. Mending digali duluan daripada terlambat," katanya.
Suasana Taman Pemakaman Umum (TPU) Islam Panaikang kemarin memang dipadati masyarakat dan pejabat. Beberapa orang di antaranya bahkan sudah menunggu jenazah IYL dari kediamannya di Kabupaten Gowa.
Banyaknya masyarakat yang mengiringi proses pemakaman pencetus pendidikan gratis ini berimbas dengan kondisi Jalan Urip Sumoharjo. Macet. Beberapa pengendara yang penasaran, memilih larut dalam proses pemakaman putra pasangan suami istri, almarhum M Yasin Limpo dan Nurhayati.
M Yasin Limpo adalah seorang purnawirawan perwira TNI Angkat Darat. Pangkat terakhirnya, Kolonel. Ia meninggal 4 Agustus 2009. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Panaikang. Jelang satu dekade kepergiannya, salah satu putra terbaiknya menyusul. Persemayaman mereka berjarak 300 meter.
Lokasi liang lahat untuk jenazah IYL dipilih sang kakak, Syahrul Yasin Limpo, sehari sebelum digali. Mantan Gubernur Sulsel dua periode itu bahkan datang langsung ke lokasi pemakaman. Ia menunjuk lokasi yang berdampingan dengan almarhum anak kesayangannya, Rinra Sujiwa.
Di sekelilingnya juga merupakan kuburan kerabat dan keluarganya. "Tidak ada kendala dalam proses penggalian kubur ini. Tanahnya memang agak keras. Tinggal dibasahi air tanah melunak. Apalagi ada dari PDAM untuk basahi tanahnya," jelas pria yang juga penggali kubur untuk almarhum Rinra Sujiwa ini.