Inspirasi Sehat Jennifer Bachdim Peregangan untuk Relaksasi Tubuh Javad Zarif Beber Sanksi AS karena Tolak Undangan Trump India Buat Pakistan Naik Pitam Gara-gara Jammu dan Kashmir Merajut Kebersamaan di Pertandingan Badminton Porseni FKIJKPada 10 Juli, AS mengumumkan rencana untuk membuat koalisi militer internasional untuk melindungi perairan Iran dan Yaman, menyusul serangan terhadap dua kapal tanker minyak pada Juni. Washington menarik diri tahun lalu dari kesepakatan 2015 antara Iran dan kekuatan dunia, untuk mengekang program nuklirnya. Ini telah memperketat sanksi terhadap Iran, yang telah menanggapi dengan meningkatkan pengayaan uranium di luar batas yang ditentukan oleh kesepakatan. Ketegangan antara AS dan Iran meningkat bulan lalu setelah dua tanker minyak diserang di Selat Hormuz. AS menganggap Iran bertanggung jawab atas serangan itu, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Teheran.
Ahmed Bin Abdul Aziz Tolak Terlibat Koalisi Militer AS-Inggris

FAJAR.CO.ID, ARAB SAUDI-- Pejabat Kerajaan Saudi, Ahmed Bin Abdul Aziz, memperingatkan kemungkinan keterlibatan kerajaan dalam perang dengan Iran.
“Saya akan menentang Pangeran Mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman jika dia memutuskan untuk bergabung dengan aliansi militer AS-Inggris untuk menghadapi Iran,” kata The New Khalij mengutip pernyataan Abdul Aziz sebagaimana dilansir Iranian, Selasa, 6 Agustus.
Saudara laki-laki Raja Saudi menambahkan bahwa, penting bagi Riyadh untuk mengambil tindakan untuk menyatukan Dewan Kerjasama Teluk (GCC), alih-alih menanggapi rencana Presiden AS Donald Trump. Ahmed Bin Abdul Aziz gambarkan upaya Trump sebagai "mendorong kawasan itu ke ambang perang."