Puisi BJ Habibie Tentang Kesepian di Hari Tua Ternyata Hoaks

  • Bagikan
Sudah terlanjur melemah… Begitu lama waktu ini bergerak, tatapannya hampa, jiwanya kosong, hanya gelisah yang menyeruak… sepanjang waktu …. Laki-laki renta itu, barangkali adalah Saya… atau barangkali adalah Anda yang membaca tulisan ini suatu saat nanti Hanya menunggu sesuatu yg tak pasti… yang pasti hanyalah KEMATIAN. Rumah besar tak mampu lagi menyenangkan hatinya…_ Anak sukses tak mampu lagi menyejukkan rumah mewahnya yang ber AC… Cucu-cucu yang hanya seperti orang asing bila datang…_ Asset-asset produktif yang terus menghasilkan, entah untuk siapa .? Kira-kira jika malaikat “datang menjemput”, akan seperti apakah kematian nya nanti. Siapa yang akan memandikan ? Dimana akan dikuburkan ?? Sempatkah anak kesayangan dan menjadi kebanggaannya datang mengurus jenazah dan menguburkan? Apa amal yang akan dibawa ke akhirat nanti? Rumah akan di tinggal, asset juga akan di tinggal pula… Anak-anak entah apakah akan ingat berdoa untuk kita atau tidak ??? Sedang ibadah mereka sendiri saja belum tentu dikerjakan ??? Apa lagi jika anak tak sempat dididik sesuai tuntunan agama??? Ilmu agama hanya sebagai sisipan saja…_ “Kalau lah sempat” menyumbang yang cukup berarti di tempat ibadah, Rumah Yatim, Panti Asuhan atau ke tempat-tempat di jalan Allah yang lainnya… “Kalau lah sempat” dahulu membeli sayur dan melebihkan uang pada nenek tua yang selalu datang…… “Kalau lah sempat” memberikan sandal untuk disumbangkan ke tempat ibadah agar dipakai oleh orang yang memerlukan….. “Kalau lah sempat” membelikan buah buat tetangga, kenalan, kerabat, dan handai taulan…
Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan