FAJAR.CO.ID, MAKASSAR -- Pusat perbelanjaan atau mal terus melakukan inovasi untuk menarik pengunjung. Mulai dari menyiapkan fasilitas sesuai protokol kesehatan, interaksi virtual, hingga beragam program memanfaatkan media sosial.
Langkah ini untuk membantu tenant mempromosikan kegiatan agar bisnis mereka kembali pulih di masa new normal. Di Trans Studio Mal (TSM) Makassar misalnya, membuat program sesi Instagram Live "Casual Talk". Program ini bertujuan memberikan informasi terkini kepada TSM Lovers, sekaligus menjadi sarana promosi produk-produk tenant yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan.
Sementara di Nipah Mal, menyajikan media interaktif live di antaranya berupa ramalan, virtual photography, kesan dari pelanggan, hingga memberikan beberapa pertanyaan. Bisa referensi maupun rekomendasi channel YouTube dan film yang wajib ditonton pada waktu luang.
Sedangkan di Mal Ratu Indah (MaRI), menampilkan aksi Yoga Virtual. Siapapun bisa ikut olahraga dari di rumah, setiap Sabtu pagi.
Centre Manager Mal Ratu Indah, Iwan Ismail menjelaskan, sebagai media interaksi, Instagram juga digunakan manajemen mal sebagai media dalam berbagi informasi seputar aktivitas mal, promo tenant, hingga aktivitas digital.
Informasi yang dibagikan melalui akun Instagram Mal Ratu Indah dan Nipah Mall yang diaplikasikan berupa desain grafis, foto, maupun video.
Bahkan dapat berupa pertanyaan yang menarik untuk diangkat dan survei terhadap suatu hal dan bisa mendapat tanggapan langsung dari followers Instagram. Konten akun Instagram mal bisa menjadi top of mind bagi publik maupun followers.
"Masyarakat bisa menyaksikan dari rumah demi menjaga physical distancing. Mereka juga dapat berbagi sudut pandang dan pengalaman yang berkaitan dengan pertanyaan yang dibuat khusus dengan menandai akun," ucapnya.
Marcomm Manager TSM Makassar, Radi Agustian menambahkan, ketika physical distancing menjadi realita baru bagi setiap orang di seluruh dunia, maka dunia bisnis perlu berkomunikasi dengan pelanggan dengan cara-cara kreatif. Di antaranya menggunakan platform digital, salah satunya Instagram Live Session yang dapat membantu bisnis tetap relevan.
Program tersebut, kata kolektor motor vespa ini, dibuat oleh manajemen mal dengan tidak hanya sekadar melakukan siaran langsung (live) saja. Namun juga memberikan edukasi pada masyarakat.
Edukasi misalnya, bagaimana berbelanja aman, juga tenant-tenant yang menjadi narasumber bisa memberikan tips and trick menyesuaikan dengan produk yang mereka jual.
"Contohnya pada saat live bersama tenant produk perawatan wajah, bisa berbagi tips menggunakan masker yang bagus," tuturnya.
Kasubid Humas dan Informasi Publik Direktorat Komunikasi Universitas Hasanuddin, Ishaq Rahman mengatakan, sebenarnya gerakan untuk menuju aktivitas virtual atau online, sudah mulai muncul sejak beberapa tahun lalu. Ini ditandai dengan bermunculannya berbagai layanan online. Seperti toko online dan transportasi online.
Kini di dunia bisnis bahkan mal kembali mengefisiensikan hal ini sebagai cara memberi edukasi dan memaksimalkan physical distancing. Sementara di dunia akademik, tren itu juga sudah mulai muncul di perguruan tinggi sejak lima tahun lalu.
Akan tetapi, ada banyak faktor yang menyebabkan sistem pembelajaran di perguruan tinggi belum sepenuhnya bisa berlangsung online. Seperti kesiapan infrastruktur, literasi di kalangan pengguna, maupun kebijakan.
"Nah ketika pandemi berlangsung, apa yang selama ini sulit dilakukan ternyata juga bisa diadaptasi lebih cepat," tuturnya. (*)
REPORTER: DEWI SARTIKA
EDITOR: YUKEMI KOTO