Kondisi Terkini di Prancis, Status Darurat Tingkat Tinggi Diberlakukan, Tentara Penuhi Jalanan

  • Bagikan

“Indonesia mengecam pernyataan Presiden Prancis yang tidak menghormati Islam dan komunitas Muslim di seluruh dunia. Pernyataan itu menyinggung lebih dari 2 miliar Muslim di seluruh dunia dan memicu perpecahan berbagai agama di dunia,” demikian pernyataan Kemlu, Jumat (30/10).

Kemlu juga menegaskan, bahwa kebebasan berekspresi seharusnya tak menodai kehormatan, kesucian, dan simbol agama.

“Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar dan demokrasi terbesar ketiga di dunia, Indonesia mendesak masyarakat global untuk mengedepankan persatuan dan toleransi beragama, terutama di tengah pandemi yang sedang berlangsung,” tulis Kemlu

Kendati demikian, Pemerintah Indonesia mengecam pembunuhan di Gereja Notre-Dame, Nice, Prancis yang menewaskan tiga orang dengan luka mengenaskan akibat serangan pisau.

“Indonesia menyampaikan simpati dan duka cita mendalam kepada korban dan keluarga korban,” demikian keterangan Kemenlu.

Menyusul aksi kekerasan tersebut, KBRI Paris dan KJRI Marseille segera berkoordinasi dengan aparat setempat serta simpul-simpul WNI termasuk Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) untuk memastikan kondisi para WNI.

“Hingga saat ini, tidak terdapat informasi adanya korban WNI dalam serangan tersebut,” lanjut Kemlu.

Sementara itu, Perwakilan Tinggi PBB untuk Aliansi Peradaban, Miguel Angel Moratinos, menyeru dunia untuk saling menghormati semua agama dan kepercayaan. Menurut dia, sikap ini penting guna mengembangkan budaya persaudaraan dan perdamaian.

Moratinos menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya ketegangan dan contoh intoleransi yang dipicu oleh majalah mingguan Prancis Charlie Hebdo yang menerbitkan karikatur satire yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan