Porang Jadi Primadona di Sulbar

  • Bagikan

"Karena sekarang harga bibit sudah Rp450 ribu per kilogram, per hektare butuh 200 kilogtam, atau 90 juta per hektare itu baru bibit. Kalau kita umbi yang delapan bulan panen, butuh modal Rp400 juta untuk bibit saja. Bibit saya dibeli di Madiun," katanya.

Dia yakin, tanaman porang akan menjadi prioritas petani Sulbar kedepannya dengan bantuan pemerintah. Apalagi saat ini, permintaan negara luar untuk tanaman ini sangat tinggi. Indonesia sendiri baru bisa mengekspor tujuh persen dari kebutuhan di luar negeri.

Untuk keseriusan pemerintah, kata dia, telah dianggarkan Rp10 miliar untuk pelatihan atau sosialisasi porang untuk kelopok tani. Termasuk komitmen dari Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk membantu dari segi penyediaan kredit usaha rakyat (KUR).

IST ANTUSIAS: Anggota Komisi III DPRD Sulbar, Rayu menerima kunjungan Bupati Pasangkayu, Agus Ambo Jiwa di lahan budidaya tanaman porangnya beberapa waktu lalu. Saat ini, petani ramai-ramai melirik budidaya porang.

Sementara itu, Kodim 1401 Majene juga mengembangkan tanaman porang dalam membantu pemerintah memberdayakan rakyat dalam program Manunggal TNI. Lahan tidur seluas satu hektare diubah menjadi lahan produktif di Desa Buttu Pamboang, Kecamatan Pamboang.

Dandim 1401 Majene Letkol Inf Yudi Rombe, mengatakan, mengembangkan budidaya tanaman porang di wilayah teritorial Kodim 1401 Majene guna mengoptimalkan program ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat Majene.

Porang banyak digunakan sebagai bahan baku pelapis anti air, cat, pengental, bahan baku lem, kosmetik, hingga pita seluloid. Hal ini dikarenakan dalam tanaman porang memiliki senyawa glukomanan yang dapat merubah masa kental dalam air dan bisa membentuk gel. (*)

  • REPORTER: SAHRUL ALIM
  • EDITOR: HAMDANI SAHARUNA

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan