"Kita dapat banyak hal di sini. Tentu kami akan jadikan pengalaman di sini sebagai rujukan untuk membangun Teknik Kardiovaskuler di Yogya," bebernya.
Ida juga menegaskan pentingnya ilmu tentang jantung tersebut bagi masyarakat. Hal itulah yang melatarbelakangi kunjungannya ke Unimerz untuk belajar banyak hal dalam proses pembukaan prodi baru mereka.
"Tentu sangat penting ya. Karena ini disiplin ilmu yang dibutuhkan semua rumah sakit di Indonesia yang memiliki prosedur invasif dan non invasif untuk perawatan jantung," katanya.
"Jadi semua dokter jantung yang melakukan perawatan invasif ataupun non invasif butuh asistensi atau teknisi yang mengurusi masalah perawatan, dan ini belum banyak, baru dua di Indonesia. Makanya kita mau buka juga," jelasnya.
Sementara Rektor Unimerz, Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mappahya, mengaku sangat senang atas kunjungan dan kepercayaan pihak Poltekes Kementerian Kesehatan Yogyakarta yang mau menjadikan Unimerz sebagai rujukan belajar.
"Selamat datang ke tempat kami. Tentu kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Poltekes Kemenkes Yogyakarta karena sudah jauh-jauh dari Yogyakarta ke Unimerz untuk kaji banding ini," buka Ali Aspar.
"Semoga apa yang kami miliki di sini bisa dimakasimalkan sebagai bahan rujukan pembukaan prodi Teknik Kardiovaskuler di Poltek Kemenkes Yogyakarta," lanjutnya.
Prodi Teknik Kardiovaskuler Unimerz sendiri memiliki usia yang masih tergolong muda, sebab baru berdiri di tahun 2015 lalu. Akan tetapi, dukungan dari pihak Yayasan untuk terus berkembang menjadi salah satu faktor penunjang berkembangnya kampus.