FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar blak-blakan angkat bicara terkait salah satu terduga teroris Bambang Setiono yang mengaku simpatisan FPI.
"Isu jualan teror ini karena membuktikan FPI dengan aksi teror saat ini adalah tidak mungkin, karena FPI-nya sudah bubar. Kan yang bubarkan pemerintah zalim, masak minta tanggung jawab ke pihak yang sudah tidak eksis lagi sebagai sebuah entitas. Itu artinya sudah zalim, tambah dungu dan pandir pula," jelas Aziz Yanuar pada GenPI.co, Minggu (4/4).
Pengacara Habib Rizieq ini juga mengaku heran FPI yang sudah dinyatakan dibubarkan masih dikaitkan dengan aksi teror yang terjadi di Tanah Air. Padahal, menurut Aziz Yanuar, saat FPI masih eksis, pihaknya telah mengeluarkan orang yang berpaham radikal dari tubuh FPI.
"Tapi jika FPI yang nyata sudah bubar masih juga dikaitkan? itulah namanya framing dan upaya pembusukan kepada FPI yang sudah bubar. Di FPI ketika masih eksis secara entitas, orang-orang yang sok radikal-radikul dan ngotot mau-maunya sendiri, pasti sudah dikeluarkan dari FPI dan orang-orang tersebut tidak diterima di tubuh FPI yang wasathiah," ungkapnya.
Sebelumnya, pasca-bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Tim Densus 88 Antiteror menangkap sejumlah terduga teroris di Jakarta, Tangerang Selatan dan Kabupaten Bekasi.
Salah satunya, Bambang Setiono. Pria yang mengaku menjadi simpatisan FPI ini mengaku merencanakan penyerangan ke SPBU demi menuntut Habib Rizieq Shibab bebas. "Saya Bambang Setiono menjadi simpatisan FPI sejak awal Desember 2020. (Keterlibatan saya) membuat bahan dari black powder dari Zulaimi Agus di Sukabumi. Merencanakan aksi penyerangan kepada SPBU dengan bom molotov untuk menuntut bebas HRS," jelas Bambang dalam sebuah video, Sabtu (3/4).
Bambang juga mengaku mengetahui pembuatan bahan peledak Zulaimi Agus atas perintah Habib Husein Hasni di Condet, Jaktim. Bambang Setiono ditangkap di sebuah mal di Pademangan, Jakarta Utara pada Senin (29/3). Bambang juga mengaku ikut merencanakan aksi pelemparan bom kepada orang keturunan Tionghoa.
"Merencanakan aksi penyerangan dengan ketapel dan peluru gotri jika terjadi kerusuhan saat demo. Merencanakan pemberian serbuk HClO3 kepada setiap DPC dan DPW wilayah Bandung melalui Habib Nabil dan wilayah Brebes melalui Habib Hasan," tuturnya.( genpi/pjk1/eds)