Teliti Manhaj Gerakan Ormas Hidayatullah, Ketua STAI Al Bayan Raih Doktor Sosiologi di Unhas

  • Bagikan

Dari ketiga proses dialektik fundamental tersebut, rincinya peran aktor dan lingkungan merupakan faktor penentu dominan. "Sekaligus ini juga yang menjadikan Hidayatullah berbeda dengan ormas lain, menjadikan wahyu sebagai rujukan metode tapi secara parsial, sementara Hidayatullah menjadikan wahyu sebagai rujukan secara utuh, khususnya lima surah pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi washalla," tegasnya.

Turut hadir secara langsung pada kesempatan tersebut Ketua Dewan Murabi Wilayah Hidayatullah Sulsel Ust Ir Abd Majid MA, Ketua Komisi A DPRD Sulsel Ir Selle Ks Dalle, Ketua Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar Ust Suwito Fatta MM dan jajaran, Dekan FTI UMI Dr Ir Zakir Sabara HW MT dan komunitas UPPM UMI.

Tampak pula politisi senior Sulsel Ir H Majid Tahir dan pengusaha Palua H. Ismail, Wakil Ketua Komisi Infokom MUI Sulsel H Firmansyah Lafiri ST. Serta didampingi pihak keluarga arsitek Ir Muaz Yahya, istri Dewi Yuliana dan putra-putri. Juga disaksikan secara virtual melalui Zoom.

Pada pemaparan ringkasan dari disertasi setebal 400an halaman itu, sosok pehobi Ikan Koi itu menguraikan hal yang menjadi alasan kenapa Hidayatullah terus berkembang dan meraih kepercayaan ummat dalam berbagai program dakwah dan tarbiyahnya hingga sekarang berusia 50 tahun.

Hal inilah membuat Prof Tahir Kasnawi dalam sambutan penutup sidang tersebut mengatakan nilai-nilai Islam perlu terus di ketengahkan di masyarakat, sebagaimana Hidayatullah telah menerapkan pada 600an pesantrennya sebagai miniatur peradaban Islam.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan