FAJAR.CO.ID, MAKASSAR --- Ikatan Guru Honorer Indonesia Wilayah Sulsel mempertanyakan kejelasan nasib 406 orang Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja atau P3K.
Mereka diketahui telah lulus passing grade tahun lalu. Tetapi sampai saat ini masih nganggur.
Ketua Ikatan Guru Honorer Indonesia Kawasan Timur (Sulsel), Ali Kham mengatakan hingga kini ratusan dari mereka ini belum diangkat jadi P3K juga belum mendapatkan penempatan.
Pihaknya menyayangkan sikap pemprov yang belum mengakomodasi rerata guru SMA dan SMK di Sulsel ini.
"Mereka yang lolos 2021 masih ada 406 orang yang belum mendapatkan tempat di mana dia harus mengajar. Padahal berdasarkan surat Kemenpan RB 20/2022 bahwa kami ialah pelamar prioritas pertama yang harus diutamakan sebelum prioritas dua, tiga dan umum," kata Ali, saat berkunjung ke Redaksi harian FAJAR, Rabu, 23 November.
Ali berharap hal ini hanya merupakan miskomunikasi antara pemprov dengan para P3K. Dia juga menanggapi, pernyataan Plt Kepala BKD bahwa BKD hanya mengidentifikasi 12 orang yang bermasalah pada lulusan 2021.
Sebaliknya menurut Ali, data yang diperolehnya lebih dari itu.
"Tidak mungkin kita sampaikan seperti ini kalau tidak punya fakta dan data. Sepertinya kabar ini tidak sampai ke BKD, saya khawatir ada yang melaporkan tidak ada permasalahan di bawah tetapi faktanya masih banyak," tegasnya.
Melalui pertemuan dengan FAJAR ini, dia meminta wakil rakyat dan dinas terkait untuk berdiskusi menyelesaikan permasalahan ini bersama supaya ada keterbukaan.
Apalagi, pihaknya mengapresiasi gubernur yang membuka banyaknya formasi guru pada 2022 ini.
"Jangan sampai 406 orang P3K yang lulus tahun lalu ini tidak diakomodir padahal banyak membuka formasi baru hingga 10 ribu. Begitu menyedihkan bagi mereka yang sama-sama lolos justru ada tidak diangkat dan ada yang diangkat dan ditempatkan. Makanya kita hanya perjuangkan bagaimana solusi sebenarnya," jelasnya.
Anggota Forum Guru Lulus Passing Grade Prioritas 1 Sulsel, Muhajir mengungkapkan jumlah pelamar Prioritas 1 2021 lalu sebanyak 1.304 orang.
Dari situ, seharusnya pemerintah bisa menyelesaikannya dengan cepat lantaran tahun jumlah formasi yang diusulkan 10.385.
Ia sayangkan, dengan rekor usulan itu justru menyisahkan 406 orang yang belum mendapatkan penempatan dari 1.304 orang tadi.
Sikap pemprov ini, lanjut dia, sangat berbeda dengan kebijakan beberapa kabupaten kota yang menghabiskan seluruh pelamar prioritas 1 di masing-masing wilayahnya.
"Kabupaten Maros, Gowa dan Kota Makassar mengutamakan menghabiskan prioritas 1 berbeda dengan Provinsi Sulsel yang membuka formasi untuk Prioritas 2 dan 3 tetapi menyisakan Prioritas 1 yang tidak mendapatkan penempatan atau formasi pada 2022," keluhnya.
Lebih jauh, ia memisalkan, pada tahun lalu yang dinyatakan lulus pada Mata Pelajaran (Mapel) Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) ada 249 dari 642 orang yang ikut seleksi.
Tetapi mereka belum mendapatkan penempatan. Sementara sisa formasi tahun lalu adalah 26 saja. Harusnya dibuka 300-an formasi pada 2022. Sebaliknya hanya menambah 32 formasi saja.
Begitu pula Mapel Bahasa Inggris yang mendaftar dahulu 892 orang yang lulus 146 orang. Formasi 2022 berjumlah 263 harusnya dari 263 ini bisa mengcover 146 tetapi kenyataannya masih ada yang belum ditempatkan sampai sekarang.
"Seharusnya kan diakomodir saja yang lulus tahun lalu. Kami tidak menyangka dari total 1.304 itu ternyata masih menyisakan 406 orang yang belum mendapatkan penempatan tahun lalu," ucapnya.
"Sulsel kan buka prioritas 1, 2, 3 dan pendaftar umum. Sementara prioritas 1-nya tidak bisa na selesaikan. Perbandingannya dengan edaran Makassar hanya membuka prioritas 1, prioritas 2 dan 3 tidak dibuka dulu. Harusnya begitu," imbuhnya.
Kabid Pengadaan Pemberhentian dan Informasi Kepegawaian BKD Sulsel, Bustanul Arifin mengatakan pengusulan formasi guru menjadi kewenangan Dinas Pendidikan (Disdik).
Dari pemahamannya, disdik mengusulkan formasi sesuai kebutuhan. Pun perihal 406 orang itu.
"Koordinasi dengan disdik seperti apa kebijakannya. Karena kalau kebutuhan 10 orang guru bahasa inggris misalnya, sementara yang lulus PG (P1) bahasa inggris pada seleksi 2021 sebanyak 100 orang maka tidak mungkin kita bukakan formasi sebanyak 100 untuk mengakomodir semua yang P1," sebutnya.
Pasalnya, itu berarti jumlahnya akan berlebih untuk guru bahasa inggris secara hitung-hitungan kebutuhan. (bus)