Mesin RDF Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar, Semen Tonasa Kurangi Penggunaan Batu Bara

  • Bagikan
Penampakan mesin RDF yang mengelola sampah jadi briket di Pangkep. (IST)
Penampakan mesin RDF yang mengelola sampah jadi briket di Pangkep. (IST)

FAJAR.CO.ID, PANGKEP-- Daerah-daerah di Indonesia masih menghadapi masalah di bidang persampahan. Tak terkecuali, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) di Sulawesi Selatan.

Masalah sampah yang dihadapi kabupaten yang berjarak 100 km arah utara Kota Makassar antara lain timbulan sampah semakin besar, keterbatasan tempat pembuangan sampah (TPS), sistem manajemen pengelolaan yang belum menunjang hingga lemahnya kesadaran masyarakat.

Selama ini pemerintah kabupaten Pangkep melakukan pengelolaan sampah melalui sistem landfilling di TPA Taraweang. Pengelolaan sampah ini tidak menguntungkan dari sisi pemanfaatan sampah maupun lingkungan.

Oleh karena itu, perlu dicari alternatif pengolahan sampah yang lebih efektif agar sampah dapat dimanfaatkan atau didaur ulang untuk meminimalkan jumlah sampah yang ditimbun langsung di TPA.

Data Dinas Lingkungan Hidup Pangkep, potensi timbulan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga sekitar 18.250 ton/tahun pada tahun 2022 dan diproyeksikan meningkat pada tahun 2025 yaitu 73.000 ton/tahun. Dalam sehari, DLH Pangkep mencatat produksi sampah tembus di angka 130-150 ton sampah.

Salah satu alternatif pengolahan sampah yang dilakukan pemerintah dengan membangun teknologi Refuse Derived Fuel (RDF). Nantinya sampah dimanfaatkan sebagai bahan baku RDF yang dapat digunakan sebagai substitusi bahan bakar pengganti batu bara atau briket pada industri semen.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pangkep, Muhammad Thamrin Taba mengatakan mesin RDF yang punya nama Plant Badriah (Bahan Bakar dari Sampah) di Desa Padanglampe, Kecamatan Ma'rang sudah 7 September 2023. Hanya saja, hingga saat ini masih dilakukan proses penyelesaian akhir sebelum dioperasikan.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan