Jika politisi, dan pemimpin menerima kritik bukan sebagai aspirasi. Bahkan cenderung mendeligitimasi, menurutnya pemimpin tersebut tidak demokratis.
“Dia bukan tipe pemimpin demokratis, kalau tidak mendengarkan aspirasi,” pungkasnya.
Di sisi lain, Dhia mengungkapkan potensi meluasnya gerakan kritik oleh akademisi di berbagai kampus di Indonesia. Jika saja pemerintah tidak melakukan hal kongkrit.
“Ini memang nampaknya akan meluas. Minggu depan juga akan ada kampus yang mendeklarasikan hal sama,” tandasnya.
(Arya/Fajar)