Penuturan Wahyudi, rumah sakit Pulau Sailus dengan biaya pembangunan Rp41 miliar tidak berfungsi sama sekali untuk pelayanan kesehatan.
Kasus kematian ibu dan anak karena tidak mendapat pelayanan kesehatan yang memadai masih saja terus terulang. Wahyudi berharap kejadian yang menimpa Nur Jannah, warga Pulau Sailus tidak terjadi lagi.
Dia pun mempertanyakan kepekaan Pemerintah Kabupaten Pangkep melihat banyaknya kasus kematian ibu dan anak.
"Harus berapa korban lagi, agar pemda bisa melihat kondisi kesehatan di kepulauan yang sudah sering menelan korban jiwa," sesalnya.
Harapan warga yang tinggal di pulau-pulau yang lokasinya jauh dari daratan utama Kabupaten Pangkep, ada pada Dinas Kesehatan.
Wahyudi berharap Dinas Kesehatan segera mengoperasikan maksimal rumah sakit di Pulau Sailus dengan baik.
Bukan sekadar membangun gedung rumah sakit, tetapi juga menyediakan peralatan dan tenaga kesehatan yang memadai. Tujuannya, tentu saja agar pasien tidak lagi dirujuk keluar pulau, bahkan ke provinsi lain dengan mengarungi lautan dalam kondisi kritis.
Sangat memiriskan, sebab warga pulau yang ingin berobat, justru harus mengarungi lautan ke provinsi lain. Warga harus mendapat penanganan medis di rumah sakit yang ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Soal kematian ibu dan bayi yang dikandungnya di atas kapal saat dalam perjalanan menuju Lombok, Sekretaris Dinas Kesehatan Pangkep, Mansyur memberikan penjelasan.
Mansyur menyebut ibu hamil bernama Nurjannah tidak hanya bersama keluarganya saja menuju rumah sakit di Lombok. Pasien yang dirujuk ke rumah sakit di Lombok itu didampingi oleh petugas.