Hanya saja, perjalanan kapal yang ditumpangi ibu hamil tersebut terhambat cuaca ekstrem.
Terkait Rumah Sakit Sailus yang tidak dapat memberikan pelayanan medis kepada ibu hamil, sehingga harus dirujuk ke Lombok, Mansyur mengaku sudah beroperasi.
Hanya saja, tenaga medis yang seharusnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, masih terbatas.
Keterbatasan jumlah tenaga medis inilah yang menjadi faktor penghambat pelayanan kesehatan di pulau tersebut. Meski sudah ada fasilitas kesehatan berupa rumah sakit dengan biaya pembangunan puluhan miliar rupiah, tetapi tidak maksimal tanpa tenaga medis yang memadai.
Tenaga medis di rumah sakit masih harus membagi waktu dengan pelayanan di puskesmas.
"Rumah sakit sudah digunakan, hanya saja memang personelnya yang masih sama di puskesmas. Kami juga sudah membuka formasi tahun lalu. Namun tidak ada satupun yang mendaftar," tutupnya.
Kasus kematian ibu dan anak di pulau-pulau Kabupaten Pangkep terus berulang tanpa perbaikan sistem pelayanan kesehatan.
Seorang nelayan asal Pulau Satanger,
Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkep, Edi Suseno, harus kehilangan istrinya pada 1 September 2016 lalu.
Istri Edi Suseno yang bernama Sumarni meninggal dunia karena terlambat ditolong oleh bidan ataupun ahli bersalin.
Sumarni akhirnya meninggal dunia di
di Rumah Sakit Sumbawa Besar. Bahkan, jenazahnya juga dimakamkan di NTB karena jarak yang terlalu jauh ke pulau asalnya.
Tak hanya kehilangan istri, Edi juga harus kehilangan bayi yang masih dalam kandungan ibunya.