FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik Faizal Assegaf menyoroti penunjukan Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama Perum Bulog oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Ia menilai langkah tersebut sebagai bagian dari kompromi politik antara Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto, yang menurutnya menabrak etika, aturan, serta konstitusi negara.
"Ihwal kompromi politik Prabowo dan Jokowi secara ekstrim dengan menabrak etika, aturan dan konstitusi bernegara," ujar Faizal di X @faizalassegaf (10/2/2025).
Dikatakan Faizal, pemerintahan saat ini telah mengalami pergeseran dari "mrezim sipil yang korup dan ugal-ugalan menuju kekuasaan dengan pendekatan militeristik.
"Mulai dari rezim sipil yang korup dan ugal-ugalan dan kini mengarah pada kekuasaan militeristi," cetusnya.
Ia bahkan mengklaim bahwa Jokowi tengah menggiring Prabowo ke dalam jebakan politik, dengan menghadapkan presiden terpilih itu pada berbagai masalah krusial dan ancaman destabilitas.
"Pelan-pelan Jokowi menggiring Prabowo terkepung oleh aneka problem krusial dan ancaman destabilitas," Faizal menuturkan.
"Tujuannya menjebak Prabowo dalam kepanikan dan akhirnya memilih pendekatan kekuasaan otoriter," tambahnya.
Faizal juga menyoroti tren semakin banyaknya figur militer yang direkrut untuk mengisi posisi strategis di pemerintahan.
"Makin banyaknya figur militer yang direkrut oleh Prabowo di berbagai posisi strategis, memberi gambaran kebangkitan watak kekuasan Orde Baru," sebutnya.
Kata Faizal, hal ini mencerminkan kebangkitan kembali watak kekuasaan Orde Baru, di mana militer menjadi mitra strategis di lingkar inti pemerintahan.
"Di mana sumber daya militer menjadi mitra strategis di lingkar inti kekuasaan. Jika hal itu dibiarkan, maka sistem demokrasi dan supremasi sipil termarginal," imbuhnya.
Faizal bilang, arah dan tujuan tersebut sedang berproses dan mengarah pada konsolidasi kekuasaan gaya militerisme Prabowo.
"Agenda terselubung tersebut harus dihentikan," kuncinya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir resmi menunjuk Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama Perum Bulog, menggantikan Wahyu Suparyono.
Perombakan ini tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-30/MBU/02/2025 yang diterbitkan pada 7 Februari 2025.
Selain posisi Direktur Utama, Hendra Susanto ditunjuk sebagai Direktur Keuangan, menggantikan Iryanto Hutagaol. Sebelumnya, Hendra menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Perum Bulog menyambut baik kepemimpinan baru di bawah Direktur Utama Mayjen TNI Novi Helmy Prasetya dan Direktur Keuangan Hendra Susanto," tulis pernyataan resmi dari Perum Bulog.
Mayjen Novi Helmy Prasetya saat ini menjabat sebagai Asisten Teritorial Panglima TNI.
Selain merombak direksi, Erick Thohir juga mengganti Dewan Pengawas Perum Bulog melalui SK Nomor: SK-29/MBU/02/2025.
Keputusan ini mengakhiri masa jabatan Wicipto Setiadi sebagai Dewan Pengawas dan menunjuk Verdianto Iskandar Bitticaca sebagai penggantinya.
(Muhsin/fajar)