Prof Zubairi Ingatkan Risiko Penularan Covid-19 Masih Ada: Tes Sulit Diakses, Tracing Memudar

  • Bagikan
Prof. Zubairi Djoerban

“Hal lain yang memudar: contact tracing. Padahal ini langkah paling penting untuk mencegah penularan. Satu orang positif? Harusnya semua yang tinggal serumah, teman kerja, tetangga yang sempat ngobrol, bahkan yang satu ruangan dalam acara tertutup, ikut dites,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa COVID-19 bisa hadir tanpa gejala. Tanpa tracing yang memadai, risiko penularan diam-diam bisa terus berlangsung.

“Karena COVID-19 sering datang tanpa gejala. Tanpa tracing, kita bisa saja membiarkan penularan terus berjalan, tanpa sadar,” tambahnya.

Prof. Zubairi juga menjelaskan tentang pentingnya memahami kekuatan dan keterbatasan masing-masing metode tes COVID-19. Tes antigen, meskipun cepat dan mudah, dinilai tidak cukup akurat, terutama untuk kasus ringan atau tanpa gejala.

“Tes antigen cepat dan mudah, tapi tidak terlalu akurat, terutama untuk kasus ringan atau tanpa gejala. Bisa saja hanya mendeteksi 1 dari 3 kasus. Kalau hasilnya negatif, bukan berarti aman. Harus diulang sampai tiga kali,” jelasnya.

Sementara itu, tes PCR tetap menjadi standar tertinggi dalam akurasi, meski lebih mahal dan memerlukan waktu lebih lama.

“Tes PCR jauh lebih akurat, tapi perlu waktu dan biaya lebih. Keduanya tetap penting, asal tahu cara pakainya,” tulis Prof. Zubairi.

Mengakhiri pesannya, Prof. Zubairi mengajak masyarakat untuk tetap waspada namun tidak panik, serta mengedepankan kesadaran dan tanggung jawab bersama.

“Tetapi, tidak perlu panik. Tapi juga jangan lengah. Kita tidak sedang hidup dalam ketakutan. Cukup dengan akal sehat dan kewaspadaan. Jujur pada data, peduli pada sekitar, dan mau saling melindungi,” pungkasnya.
(Wahyuni/Fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan