Ternyata Faktor Ini yang Membuat Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Membaik, Ramalan Pengamat Terbukti Keliru

  • Bagikan
Wakil Rektor Universitas Paramadina, Dr. Handi Risza

Dr. Handi juga menekankan peran penting momentum musiman dalam mendorong belanja masyarakat.

Menurutnya, meningkatnya konsumsi rumah tangga pada periode ini tidak bisa dilepaskan dari banyaknya hari libur nasional dan keagamaan.

“Membaiknya pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025, tidak bisa dilepaskan dari meningkatnya komponen pendorong konsumsi rumah tangga, kebutuhan primer dan mobilitas rumah tangga ke tempat wisata, serta meningkatnya kebutuhan makanan dan minuman,” jelasnya.

Momentum seperti Idul Fitri, Waisak, Isa Almasih, hingga Idul Adha disebut telah memicu peningkatan pengeluaran rumah tangga yang signifikan selama periode tersebut.

Namun demikian, Dr. Handi juga mencatat bahwa sektor manufaktur nasional masih menghadapi tantangan serius. Berdasarkan data S&P Global, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Juli 2025 tercatat 49,2, masih berada di zona kontraksi dan menandakan bahwa sektor industri belum sepenuhnya pulih.

PMI Indonesia sebelumnya tercatat berada di angka 46,7 pada April, 47,4 pada Mei, dan 46,9 pada Juni 2025. Meskipun angka pada Juli menunjukkan sedikit perbaikan, posisi yang masih berada di bawah 50,0 menandakan adanya tekanan yang berkelanjutan terhadap aktivitas produksi dan permintaan.

Dr. Handi menegaskan bahwa membaiknya perekonomian nasional seharusnya tidak hanya bergantung pada konsumsi yang bersifat musiman.

“Kita berharap tentunya membaiknya kinerja perekonomian Triwulan II 2025 berbasis pada kinerja ekonomi seperti investasi, ekspor dan dari sisi lapangan kerja membaiknya sektor industri. Jadi bukan hanya karena ditopang oleh sektor konsumsi karena adanya siklus musiman seperti libur dan hari besar keagamaan semata,” pungkasnya. (Pram/fajar)

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan