Kritik Program Dedi Mulyadi Soal Satu Kelas Satu Toilet, P2G: Ini Konsekuensi Setelah Memaksa 1 Kelas 50 Siswa

  • Bagikan
Kepala Bidang Advokasi Guru P2G, Iman Zanatul Haeri.

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kepala Bidang (Kabid) Advokasi Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri memberikan kritik ke program Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Ini berkaitan dengan program baru yang diusulkan pendidikan dari Dedi Mulyadi.

Dimana, Gubernur Jawa Barat itu meluncurkan program satu kelas harus satu toilet.

Lewat cuitan di akun media sosial X pribadinya, Iman Zanatul Haeri menyampaikan kritikannya.

Ia menyebut ini bukan sebagai program melainkan konsekuensi yang harus ditanggung.

Karena lebihnya kapasitas kelas yang harus setidaknya menampung satu kelas hingga 50 siswa.

“Ini bukan program, ini adalah konsuekuensi setelah memaksa 1 kelas 50 siswa, muncul persoalan baru,” tulisnya dikutip Senin (11/8/2025).

“Kapasitas toilet yang melebihi kapasitas,” ujarnya.

Lanjut, ia menyebut ini sebagai salah satu efek berantai dari kebijakan untuk pendidikan yang kurang dari segi perencanaan.

“Efek berantai karena kebijakan pendidikan tidak terencana,” sebutnya.

“Kegagalan dibungkus atas nama program baru,” terangnya.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi resmi mencanangkan program Piala Anugerah Panca Waluya sebagai upaya meningkatkan kebersihan dan pengelolaan lingkungan di sekolah-sekolah.

Salah satu poin utama dalam program ini adalah kewajiban bagi setiap kelas memiliki toilet sebagai fasilitas dasar.

“Setiap kelas harus memiliki satu toilet, agar kebutuhan sanitasi terpenuhi dengan baik," tutur Dedi.

Tak hanya itu, program ini juga menuntut setiap sekolah, terutama guru mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi, mengelola sampah secara mandiri.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan