Pria Bertopeng Serang Pondok Pesantren di Sragen

FAJAR.CO.ID, SRAGEN - Seorang pria dengan penutup kepala melakukan penyerangan terhadap pondok pesantren Raudlatul Falah, Sragen, Jawa Tengah (Jateng). Penyerangan yang dilakukan Rabu (14/3) tersebut mengakibatkan seorang santri, Udin,17 mengalami luka dan terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Pengasuh pondok pesantren yang berlokasi di Dukung Karangdowo RT 26, Desa Kecik, Tanon, Sragen, Kiai Umar Fauzi menjelaskan, dari penjelasan para santrinya penyerangan dilakukan siang hari atau sekira pukul 11.30 WIB.
Saat itu, korban tengah beristirahat di kamar santri. Kamar ini terletak di bagian belakang. Sementara santri lainnya melakukan aktivitas di bagian depan. "Tiba-tiba masuk seorang pria misterius dari pintu belakang. Pria tersebut langsung menyekap Udin menggunakan sarung. Saat kejadian saya berada di Sumberlawang," ungkapnya, Kamis (15/3).
Umar melanjutkan, tidak hanya disekap saja, pelaku juga menimpa korban dengan karung yang berisi gabah kering. Akibatnya, korban sempat tidak sadarkan diri. Mendapati suara gaduh dari arah belakang, teman-teman korban berusaha untuk melihat apa yang terjadi.
"Karena saat itu kamar dikunci, teman-temannya langsung mendobrak pintu. Dan dua santri sempat melihat pelaku mengenakan penutup wajah," katanya.
Saat melihat teman-teman korban, pelaku langsung kabur dengan meloncat jendela kemudian masuk ke kandang kambing.
Jejak pelaku menghilang saat lari ke arah sungai. Para santri sempat melakukan pengejaran tetapi tidak berhasil. Karena pelaku langsung masuk ke arah kebun yang ada di belakang pondok. Korban selanjutnya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Beruntung, korban tidak mengalami luka serius. Sekadar diketahui, Ponpes Raudlatul Falah merupakan pondok pesantren tradisional. Pondok ini hanya memiliki enam orang santri. Beberapa di antaranya berasal dari Wonosobo dan sebagian lain dari warga sekitar. Santri tidak dipungut biaya sepeser pun. Semuanya gratis dan ditanggung oleh Kiai Umar. (Fajar/JPC)