Luisa Nadya Penderita Down Syndrome yang Merintis Bisnis Kuliner

  • Bagikan

Bagi Luisa, Maret lalu adalah momen yang selalu diingatnya. Sebab, saat itu kali pertama Luisa mendapatkan order. Ceritanya, waktu itu dia hanya coba-coba, bermula dari reuni teman mamanya. Luisa dipercaya membuat snack dalam acara tersebut. Responsnya ternyata bagus. Teman-teman orang tuanya ternyata menyukai racikan Luisa. Katanya, rasanya enak dan tekstur pudingnya pas. Belum lagi aroma flanya yang cukup menggoda.

Luisa semakin percaya diri. Dibantu keluarga, dia terus memasarkan produknya. Pemasaran lebih sering dilakukan secara online. Pesanan puding memang belum banyak. Nominal rupiah sejatinya bukan tujuan utama bagi Luisa. Yang penting, bagaimana dia belajar mandiri tanpa bergantung pada orang lain.

Begitu juga saat mengerjakan pesanan. Dia menimbang, mencampur, hingga mengemas sendiri. ’’Sesekali dibantu si Mbak (asisten rumah tangga),’’ ucap Luisa, malu-malu.

Keingintahuan dan rasa penasaran membuat Luisa terus bereksperimen. Bukan hanya puding, muffin cokelat juga dia buat. ’’Kalau yang muffin, saya bikin produknya baru Maret lalu,’’ terang perempuan berzodiak Scorpio tersebut.

Luisa menuturkan bahwa semua produk, baik aneka macam puding maupun muffin, diberi nama Ahavah yang berarti cinta. ’’Itu bahasa Ibrani,’’ sambungnya.

Kemandirian dan keuletan Luisa tak bisa dilepaskan dari peran sang mama, Ninik Pudjiastuti. Ninik pun begitu. Yang diinginkan sederhana. Yakni, Luisa bisa hidup normal. ”Setidaknya saat usianya tiba, Luisa bisa menjalani hidupnya sendiri. Tidak bergantung pada kakak atau adiknya,” kata Ninik.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan