Pilihan Mudah

  • Bagikan

Maka Ghosn mengulangi pernyataannya dulu. "Saya tidak lari dari hukum. Saya lari dari ketidakadilan," katanya.

Wartawan pun terus mencecarnya. Bahwa ia tetap bersalah karena melarikan diri. Ghosn dengan cerdas berkilah. "Kalau ada orang lari dari Korea Utara atau dari Soviet di zaman komunis dulu apakah mereka juga salah?" katanya.

Di Jepang, katanya, pemeriksa terus mendesaknya untuk mengaku. Padahal, katanya, mestinya kan mereka mencari bukti dulu. "Ini terus saja mau bersandar pada pengakuan saya," katanya.

Ghosn juga ditanya soal Greg Kelly. Anak buahnya di Nissan dulu. Orang Amerika. Yang masih ditahan di Jepang (DI's Way:Uang Sulit).

Ia memuji-muji Greg. Amerika, katanya, harus menolongnya.

Rasanya belum semua kartu dibuka oleh Ghosn. Tuduhannya bahwa pemeriksa diperalat Nissan dan pemerintah Jepang belum ia ungkap. Ia masih terlihat main tai chi. Belum semua jurus dikeluarkan.

Yang Ghosn tidak bisa mengerti adalah mengapa dirinya disingkirkan dari Nissan. Padahal ialah yang menyelamatkan Nissan dari kebangkrutan.

Ia merasa telah dikudeta. Oleh manajemen baru Nissan yang dulu anak buahnya.

"Coba bayangkan," katanya, "Penyelewengan yang dituduh kan kepada saya itu sekitar Rp 200 miliar. Tapi biaya yang yang dikeluarkan untuk mendepak saya ini Rp 2 triliun."

Belum lagi, katanya, setelah ia tidak di Nissan kondisi perusahaan merosot terus. Nilai kemerosotannya puluhan triliun. Laba operasi Nissan tahun lalu hancur lebur. Turun lebih 90 persen.

CEO yang menggantikannya itu pun diberhentikan. Bukan saja karena kondisi perusahaan memburuk. Juga karena Saikawa dituduh melakukan penyelewengan keuangan. Yakni memberikan bonus terlalu besar bagi manajemen Nissan --termasuk dirinya.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan