Tapi Greysia bilang kepada saya "I'm so sorry for you. Tapi semua ini belum berakhir, mungkin saja ada keajaiban di final besok. Jangan menyerah, mari kita berdoa bersama, saya akan berdoa untukmu,".
Pesan ini sangat mengejutkan saya, menyentuh hati saya. Saya pikir, saya tidak dekat dengan dia, dia bukan pemain senegara dengan saya, kenapa dia begitu empati kepada saya? Saat perebutan tiket olimpiade ini adalah masa-masa yang berat buat saya, begitu banyak tekanan dan tegang sekali, tapi tiba-tiba saya mendapat dukungan dari orang yang biasa menjadi lawan saya di lapangan, waktu itu kami belum dekat sama sekali.
Greysia: Sebetulnya saya juga tidak tahu, saat itu saya merasa peduli sama dia, padahal belum dekat. Saya tahu rasanya jelang olimpiade itu sangat berat apalagi saat kejar-kejaran poin. Saya merasa saya harus menyemangati dia, karena pertarungan belum berakhir, apa saja bisa terjadi. Ternyata benar saja, dia akhirnya lolos, karena Fukuman/Yonao dikalahkan temannya sendiri di final.
Apa pendapat Ye Na sejauh ini sudah berteman dengan Greysia? Apa yang istimewa dari Greysia sebagai teman dekat?
Ye Na: Dia adalah teman yang baik. Dari dulu saya selalu berdoa supaya punya teman sesama pemain badminton dan seagama dengan saya, karena saya bisa bertukar pikiran soal agama. Ternyata doa saya terkabul, kadang tidak mudah untuk bicara dengan orang lain karena mereka tidak mengalami apa yang kami (pemain badminton) alami. Sedangkan bersama dia, saya bicara soal apa pun, dari badminton hingga hal yang lain.