Sepertinya Ye Na dan Greysia sudah dekat sekali, sampai kenal dengan keluarga masing-masing dan liburan bareng?
Ye Na: Iya, kami sudah kenal dengan keluarga masing-masing. Waktu tanding di Korea, saya masih tanding dan Greysia sudah tidak bertanding. Dia pergi sendirian ke rumah mama saya dan tidur di kamar saya. Hal ini tidak aneh buat kami, tapi teman-teman saya kaget, ternyata kami sedekat itu, ha ha ha.
Greysia: Tadi awalnya saya juga minta dia ke rumah mama saya selama Indonesia Masters, tapi tim Korea itu jadwalnya ketat sekali, jadi dia nggak sempat main ke rumah mama saya, ha ha ha.
Setelah menjadi teman dekat, apakah Greysia dan Ye Na pernah merasa aneh saat harus bertemu di lapangan, melawan teman sendiri?
Ye Na: Awalnya saya sempat merasa aneh, canggung, tapi setelah itu, saya mulai terbiasa dan bersikap profesional. Teman di luar lapangan, di lapangan tetap jadi lawan.
Greysia: Kalau ketemu dia, tetap ingin menang, apalagi kalau sebelumnya kalah, ya mau balas. Teman sih teman, di lapangan ya di lapangan, beda lagi ceritanya. Saya rasa ini hal yang wajar, dia pun pasti seperti itu, harus profesional.
Apakah Greysia dan Ye Na pernah saling membicarakan soal pertandingan kalian berdua? Saat saling berhadapan?
Ye Na: Saya tahu kelebihan dan kekurangan Greysia, tapi saya tidak pernah mengatakannya ke dia, karena itu kan strategi, ha ha ha.
Greysia: Kalau lagi di turnamen sih enggak ya, karena kan fokus dan tensinya tinggi. Paling kalaupun ngobrol soal pertandingan itu saat akhir tahun, misalnya kami lagi libur. Baru diomongin, bukan dengan nada men-judge, lebih ke memberi tips yang sifatnya umum. Kalau strategi, itu kan rahasia dapur masing-masing, kami tahu batasannya sejauh mana.