Jejak Buya Hamka di Makassar, Asah Intelektual di Kota Daeng

  • Bagikan

Kota Makassar menjadi inkubator intelektualisme Buya Hamka. Kemampuannya berdakwah dan menulis, lahir di sini.

Laporan: SAKINAH FITRIANTI

FAJAR.CO.ID -- Pada masa perjuangan, nama Buya Hamka kian melejit tidak hanya di Sulsel, namun hingga ke Amerika Serikat. Kemampuannya menulis membuat ia dikenang sebagai pengarang besar.

Guru Besar Ilmu Sejarah dari Arizona University Amerika Serikat, James R. Rush, menyatakan, melalui Hamka, persinggungan Indonesia dengan isu modernitas, kebangsaan, dan keislaman, dapat disaksikan.

Memang saat ini, tak banyak saksi sejarah yang bisa menceritakan interaksinya dengan tokoh besar Islam di Susel periode 1930-an itu. Namun, karya-karya dan riset tentangnya sudah bisa jadi oase untuk menyelaminya. Hamka adalah seorang penulis.

Jika boleh menyebut, kehadiran Hamka di Makassar seperti fase magang, sebelum menjadi penulis dan mubalig besar di kemudian hari. Belakangan, novel karyanya ada yang dijadikan film. Inspirasi untuk novel-novel Hamka di kemudian hari juga banyak terinspirasi dari budaya Makassar.

"Peran Hamka yang paling penting adalah kemampuannya memberikan suntikan semangat jihad," ungkap Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel, Hadisaputra.

Hamka merupakan sosok yang berperan atas kesuksesan Kongres (saat ini disebut Muktamar) Muhammadiyah pada Mei 1932 yang digelar di Makassar. Suntikan jihadnya membuat warga Muhammadiyah bersedia mengorbankan harta dan tenaganya demi kesuksesan kongres.

Saat itu, Muhammadiyah masihlah sebuah organisasi Islam yang baru merintis infrastruktur. Belum memiliki aset seperti saat ini. Di tengah kondisi sulit, Hamka berhasil menumbuhkan semangat jihad umat Islam Sulsel.

Dapatkan berita terupdate dari FAJAR di:
  • Bagikan