"Untuk warga kita besok rencananya tes swab. Kita berharap tetap mengisolasi diri, karena bisa jadi yang bersangkutan sebagai carier dan punya potensi menyebarkan covid-19 kemana-mana atau biasa disebut orang tanpa gejala (OTG)," lanjutnya.
Menurut dr Gaffar, meski keduanya dinyatakan positif reaktif berdasarkan rapid test, bukan menjadi penentu utama mereka sebagai penderita covid-19 atau tidak. Pasalnya, rapid test bukan diagnostik melainkan screening atau seleksi antara yang berpotensi atau yang tidak berpotensi terinfeksi karena adanya keluhan klinis, resiko terpapar dan sebagainya.
"Meski bukan diagnostik, pemeriksaan ini sangat membantu dalam memutus mata rantai penularan covid-19. Pemeriksaan diagnostik untuk Covid19 adalah real time-PCR (RT-PCR) melalui swab atau usapan tenggorok," jelasnya.
Begitupun sebaliknya hasil negatif pada rapid test bukan berarti juga bebas Covid-19. Tetapi harus diulang kembali setelah 10 hari. Bila menunjukkan hasil negatif berarti bebas Covid19, sedangkan bila menunjukkan positif berarti harus diikuti pemeriksaan RT-PCR.
"Baik yang positif maupun yang negatif tetap mengikuti prosedur isolasi diri, karena yang diperiksa adalah hanya mereka yang secara surveilans dianggap ada keterkaitan dengan Covid-19," harapnya. (Ishak/fajar)