AKP Syamsuriansyah dikenal sosok polisi
yang religius. Kecelakaan tunggal di Barru membuatnya pergi
selamanya.
Agung Pramono-Sahrul Alim
Bone
SUARA tangis pecah saat jenazah AKP Syamsuriansyah tiba di kampung halamannya di Desa Watu, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone, Jumat, 2 Oktober. Polisi yang dikenal religius itu pergi selama-lamanya.
Rumah duka sudah dipenuhi pelayat sejak pagi. Warga berdatangan dari berbagai penjuru. Sekira pukul 11.30, sirine mobil patwal sudah terdengar. Diikuti ambulans. Suara tangis kemudian pecah.
"Engkani kasi tau magelloe (datangmi orang baik)," ucap salah seorang perempuan paruh baya.
Dia terus memeluk anak Syamsuriansyah yang menangis di depan pintu menanti kedatangan jenazah ayahnya. "Sabbarakki nak (sabar nak)," ujar perempuan tersebut.
Kasat Reskrim Polres Mamuju itu kecelakaan di Kabupaten Barru pada Jumat, 2 Oktober dinihari sekira pukul 03.05.
Mobilnya menabrak truk yang terparkir di bahu jalan. Dia bersama anggotanya, Bripda Firda.
Syamsurianyah sebenarnya berangkat bersamaan dengan istri dan anak-anaknya dari Mamuju.
Namun berbeda kendaraan. Istrinya menuju ke Kabupaten Bone. Sementara Syamsuriansyah menuju Kota Makassar.
Istrinya berangkat terlebih dahulu ke Bone. Dia menunggu suaminya di kampung halaman. Rencananya akan berkumpul bersama keluarga pada Minggu, 4 Oktober.
Ipar almarhum, Andi Ikbal, sangat kehilangan sebab Syamsuriansah sangat peduli keluarga.
"Kita iparnya menganggap saudara kandung. Kadang menasehati dan saling berbagi. Pak Anca (sapaan karib almarhum) terlalu baik. Selalu meluangkan waktunya ketemu keluarga," ucapnya.
Rekan almarhum, Iptu Muh Idris, mengatakan, kepergian Syamsuriansyah meninggalkan duka yang mendalam.
"Dia itu sangat ramah, luwes, serta berintegritas tinggi terhadap dinas," katanya.
Kanit Regident Samsat Bone itu menambahkan, almarhum setiap saat komunikasi dan bercanda lewat medsos dan grup WhatsApp Ikabamas Celebes.
"Almarhum sosok agamais dan religius. Beliau berbaur dan tidak menjaga jarak," jelasnya. (*)