Secara khusus, mereka menyerukan pembatalan dari Februari ketika pertanyaan yang sama ditanyakan dalam survei bulanan. Kemudian, 29% menginginkan pembatalan sementara 36% lebih menyukai penundaan.
"Tidak mungkin Olimpiade dapat berjalan dalam keadaan saat ini," seorang manajer di sebuah perusahaan logam menulis dalam survei tersebut.
"Tidak ada yang dilakukan pemerintah yang tampaknya direncanakan dengan baik. Semua yang tampaknya dilakukannya hanyalah menyebarkan kecemasan."
Hasil survei tersebut sejalan dengan jajak pendapat publik. Banyak penduduk Tokyo mengatakan, bagaimanapun, mereka menentang penyelenggaraan Olimpiade. "Variasi strain bisa masuk, menciptakan situasi yang mengerikan," kata Keiko Yamamura, instruktur yoga berusia 58 tahun.
Namun, di lain sisi Yamamura juga kasihan melihat atlet yang sudah melakukan persiapan panjang. "Tapi ketika saya memikirkan para atlet yang telah bekerja sangat keras, saya ingin membiarkan mereka melakukannya," tegasnya.
Pemerintah dan Komite Olimpiade Internasional telah berulang kali mengatakan bahwa Olimpiade akan dilanjutkan. Sekitar 70% dari 10.500 atlet yang akan hadir sudah lolos. Jika Olimpiade, yang telah ditunda setahun, dibatalkan, seperempat perusahaan memperkirakan kerugian ekonomi yang besar. Tetapi hampir 60% mengatakan kerugian ekonomi akan dibatasi sementara 13% lainnya mengatakan mereka memperkirakan kerugian ekonomi relatif kecil.
Survei yang dilakukan untuk Reuters oleh Nikkei Research, meneliti sekitar 480 perusahaan non-keuangan besar dan menengah. Responden berpartisipasi dalam survei dengan syarat anonimitas. (amr)